Samar-samar matanya terbuka, menatap ruangan dengan nuansa putih dan bau obat-obatan.
"Ini di mana?" tanya seorang gadis ingin bangun, tetapi ditahan oleh seseorang.
"Nggak usah bangun kalau tubuh lo masih lemah," ucap Satya ketus.
"Satya?" Kirana terkejut ada Satya.
"Iya. Lo bener-bener nyusahin, ya. Kenapa harus gue yang di panggil nolongin lo yang pingsan di toilet tadi, kek nggak ada orang lain aja," gerutu Satya.
"Pingsan? Berarti aku tadi pingsan," ucap Kirana.
"Iya!" Satya pun keluar dengan membanting pintu keras.
Kirana terlonjak kaget, hatinya nyeri. Sikap Satya tetap sangat dingin padanya, padahal dirinya sekarang telah berubah. Apalagi pertemuannya dengan Reval kembali, setelah 2 tahun tak berjumpa sejak masalah itu. Kirana akhirnya tahu bahwa kabar Reval baik-baik saja dengan bersama perempuan lain.
Perasaan bersalah Kirana sedikit berkurang, walaupun dirinya tetap terlihat sangat dibenci.