"Kenapa diam aja, Ca? Beri respon lo dong biar kita nggak canggung gitu." Fathur kembali berucap agar tidak canggung.
"Gue ...." Ucapan Mecca terpotong, saat ada suara lain yang berucap.
"Maaf ganggu, tetapi gue ke sini mau menjemput Mecca untuk membawanya ke aula,"
Keduanya sama-sama menatap kedatangan seorang cowok yang datang secara tiba-tiba, seperti pengganggu di mata Fathur.
"Mau bawa dia ke mana?" tanya Fathur dengan sinis.
"Gue udah jelas tadi bilang ke mana, perlu gue ulangin?"
"Yang dikatakan Reval benar, Far. Gue harus segera ke aula karena tadi dipanggil," sahut Mecca berdiri.
"Tapi makanan lo belum abis, Ca," ucap Fathur.
"Gue udah kenyang. Gue pergi dulu, ya." Mecca langsung berlari lebih dahulu, meninggalkan Reval dan Fathur.
"Gue susul adek gue dulu," ucap Reval ingin beranjak pergi, tetapi terhenti saat Fathur bersuara.
"Gue tau niat busuk lo!"
"Maksud lo?" tanya Reval berbalik menatap.
"Lo manfaatin olimpiade inikan biar bisa berduaan sama Mecca?!"