Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Rangga & Rania

🇮🇩Ariyanti_Heri
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.2k
Views
Synopsis
Kasih sayang dan ketulusan dalam persaudaraan. Rangga adalah seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya yaitu Rania. Sekuat tenaga dia menjaga adik satu-satunya. Setelah kepergian orang tuanya, Rangga lah yang menjadi orang tua bagi Rania. Suatu ketika Rania mendapat cobaan yang membuatnya trauma. Akankah Rangga mampu membuat Rania bangkit kembali? Dan apakah Rangga mendapatkan kebahagiaan untuk dirinya sendiri?
VIEW MORE

Chapter 1 - 1.1 Kakak jagain kamu...

Tok...tok...tok...

"Dek, ayo bangun dek. Udah pagi ayo bangun" Kata Rangga yang sedari tadi terus mengetuk pintu untuk membangunkan Rania.

"Dek..." Rangga semakin meninggikan suaranya.

"Eeeemmm..... iya iya. Baru juga jam 6". Kata Rania sambil mengucek matanya yang masih lengket karena ngantuk.

"Udah buruan mandi trus siap-siap. Keburu telat ini nanti" Ucap Rangga sembari membuka pintu Rania yang ternyata tidak di kunci.

Rania bergegas untuk mandi dan bersiap-siap.

Rania adalah gadis cantik nan periang. Kulitnya yang putih dengan rambut hitam lebatnya yang panjang dan didukung body nya yang pas tidak terlalu gemuk atau kurus menambah kesan kecantikannya.

Rangga, laki-laki cool dan tampan dengan postur tinggi serta berkulit putih. Di dukung rambut yang selalu tertata rapi. Laki-laki yang dingin dan kaku terhadap lawan jenis, tetapi sangat penyayang dan overprotektif terhadap adik satu-satunya.

Sekitar 4 tahun yang lalu terjadi kecelakaan yang mengakibatkan mama dan papa mereka meninggal karena kecelakaan. Saat itu Rangga baru kuliah semester 2 sedangkan Rania duduk di bangku SMP kelas 2. Sejak saat itu Rangga menjadi kakak sekaligus orang tua bagi Rania. Karena papa serta mama nya adalah anak tunggal dan dari keluarga neneknya seakan tidak begitu peduli dengan mereka setelah kepergian neneknya dan disusul dengan papa dan mamanya. Saat semester 3 Rangga memutuskan untuk cuti kuliah karena usaha konveksi peninggalan orang tuanya hampir mengalami kebangkrutan dan kuliah pun semakin terbengkalai. Rangga fokus untuk mengelola usaha orang tuanya demi untuk adiknya dan dibantu oleh teman papa nya. Rumah yang dahulunya besar kini di sita oleh pihak berwenang karena papa nya masih memiliki hutang. Beruntung usaha milik orang tua nya tidak di sita karena rumah dan dua mobil milik papa nya sudah cukup untuk menutupi hutangnya. Akhirnya Rangga dan Rania pindah kerumah neneknya yang sudah diwariskan atas nama papa nya. Mbok inah dan suaminya pak sigit yang masih setia menemani mereka. Walaupun Rangga saat itu tidak bisa memberi gaji kepada mereka, tapi mereka tetap ikut kemana Rangga dan Rania tinggal. Karena mbok Inah sudah merawat Rangga sejak kecil jadi mbok inah sudah dianggap seperti keluarga oleh keluarga Rangga.

Kini Rania sudah kelas 2 SMA serta Rangga yang sudah meneruskan kuliahnya kembali yang sempat tertunda dan sudah di semester 6.

"Mbok Inah kemana kak?" Tanya Rania yang tiba-tiba datang dan menepuk pundak Rangga yang tengah mempersiapkan nasi goreng di atas piring.

"Mbok inah kurang sehat, tadi kakak suruh istirahat. Udah cepetan sarapan habis itu kakak anter ke sekolah".

"Eeeemmmm kak... ini kan hari sabtu, nanti sepulang sekolah temen-temen mau ke bioskop kak, ada film bagus. Aku ikutan nonton bareng temen-temen ya". Kata Rania yang sangat berharap di ijinkan oleh kakaknya.

"Ngapain sih dek... Bentar lagi juga ada itu linknya. Nanti kakak carikan. Nggak usah keluyuran gak jelas ya. Cepet habiskan sarapannya". jawab Rangga.

"Selalu aja kek gitu. Apa-apa gak boleh. Nia udah gede kak. Nia juga pengen seperti temen-temen Nia yang lain, yang bebas keluar kemanapun bareng temen-temennya. Masa' tiap hari cuma ke sekolah rumah sekolah rumah gitu terus. Bosen kak bosen. Malu dikatain temen gak pernah jalan-jalan kak". Kata Rania yang murung dan tidak melanjutkan makan.

"Dek... Kamu itu tanggung jawab kakak. Apapun yang kakak lakukan ini demi kebaikan kamu. Kakak seperti ini karena kakak sayang sama kamu. Buat apa dengerin kata orang sih dek. Kamu mau apa bilang sama kakak. Kamu nggak mau kan liat papa dan mama kecewa?". Rangga menjelaskannya dengan suara yang lembut.

"Kalau papa dan mama masih ada pasti mereka ngijinin aku kalau cuma sekedar gitu doang". Jawab Rania yang seketika membuat Rangga menghentikan makannya dan terdiam sejenak.

"Yaudah... kakak anter aja ya. Kakak akan jagain kamu. Kakak anter kemana pun kalian nanti pergi". Jawab Rangga sembari memegang tangan Rania untuk menenangkannya.

Tapi kita kan cewek-cewek semua kak. Masa' kakak cowok sendirian".

"Ya nggak apa-apa... Kenapa emangnya?".

"Iiihh kakak mah gitu... Yaudah deh daripada nggak bisa ikutan nonton" Jawab Rania yang terdengar pasrah. Rangga pun malah tersenyum dibuatnya.

Rangga mengantar Rania dengan motor sport kesayangannya yang lolos disita oleh bank. Motor yang diberikan oleh papa nya sewaktu Rangga berusia 17 tahun dan sudah memiliki surat ijin mengemudi. Sampai di sekolah Rania salim ke kakaknya dan berjalan masuk ke gerbang sekolah. Rangga meneruskan perjalanannya menuju tempatnya bekerja karena hari itu kuliahnya libur.

Saat jam pulang sekolah Rania dan teman-temannya duduk di kantin samping sekolahan sambil menunggu dijemput.

"Ran... lo jadi ikutan nggak nanti sore?. Tanya Lyra, salah satu teman Rania.

"Ikut... Tapi gue dianter sama kakak gue. Gimana dong?".

Seketika mereka ber-4 menoleh ke arah Rania.

"Hah.... kak Rangga ikut?" Tanya Lyra.

"Beneran Ran?". Sahut Vita.

Rania pun mengangguk.

"Aaaaaaaa asyik...." Sahut Lyra, Vita, Niken dan Frisa. Terlihat mereka senang sekali mendengar kalau Rangga akan ikut nonton bareng mereka.

"Lain kali sering-sering aja ajakin Rania. Lumayan kan bisa sering-sering ketemu sama kak Rangga" Kata Lyra dan di iyakan sama teman-teman yang lain.

"Kalian ini kenapa? Ketemu orang yang galak dan overprotektif gitu kok pada heboh sih". Kata Rania yang sebenarnya masih bete karena tidak leluasa pergi sendiri bareng teman-temannya.

"Ya elu kan adiknya, jelas dia overprotektif sama elu karena dia sayang sama elu. Harusnya lu bangga punya kakak ganteng kayak kak Rangga. Bisa diajak kemanapun. Gak malu-maluin. Jadi jangan ngeluh gitu dong, calon adik iparku". Kata Frisa sambil merangkulku. Seketika teman-teman yang lain bersorak dan suasana pun jadi rame.

Rangga pun datang menjemput Rania.

"Eh guys gue balik duluan ya, nanti kabarin gue mau berangkat jam berapa". Rania sambil cipika-cipika dengan teman-temannya.

"sip".

Selama ini memang Rania tidak diberikan kebebasan untuk keluar bersama teman-temannya sekalipun itu hanya nongkrong di mall atau cafe. Bagi Rangga, Rania adalah adik kecilnya. Ya. adik kecil yang selalu harus dijaga kapanpun dan dimanapun. Karena keluarga Rangga hanyalah Rania. Apapun untuk Rania dan segalanya untuk Rania. Rangga mempunyai banyak teman laki-laki, tapi dia belum pernah sekalipun mencoba mendekati perempuan. Pernah ada beberapa perempuan yang mencoba mendekatinya tapi Rangga selalu cuek dan tidak meresponnya dan akhirnya perempuan tersebut mundur. Rangga pun juga jarang sekali pergi keluar dengan teman-temannya sekalipun hanya nongkrong. Dengan alasan Rangga harus jagain adiknya. Mereka lebih sering nongkrong bareng dirumah Rangga. Karena bagi Rangga membahagiakan, menjaga dan selalu melindungi Rania adalah suatu keharusan, sampai nanti Rania menemukan orang yang tepat untuk menjaganya dalam pernikahan.