Chereads / azka & azkiya / Chapter 29 - 28

Chapter 29 - 28

malam yang gelap di temani dengan hujan yang deras , azkiya berlari seorang diri .

azkiya berlari ke arah taman , dan duduk di kursi taman , sengaja tidak berteduh supaya tidak terlihat orang lain kalau diri nya sedang menangis bersedih .

di taman yang gelap ini terlihat hanya ada azkiya seorang diri dan di temani dengan lampu lampu taman berwarna kuning redup azkiya melihat ke arah danau dan pohon pohon yang bergoyang tertiup angin yang kencang , azkiya mendangak kan kepala nya melihat payung di atas kepala nya.

dan azkiya menoleh ke belakang melihat azka yang sedang berdiri di belakang nya , " lu ngga tau ini hujan banyak angin juga?" ujar azka menatap mata azkiya tajam tetapi juga merasa kasihan kepada azkiya azka tau azkiya pasti sedang bersedih.

azkiya menunduk , " gue mau sendiri " ujar azkiya membuang pandangan nya dari wajah azka

" gua temanin " jawab azka

" kok lo bisa tau kalo gue disini?" tanya azkiya ke azka

" tadi gua ke rumah lu tapi lu ngga ada bang arka bilang lu pergi keluar gue di suruh juga nyari lu " ujar azka

" gue cuma di sini ngga bakal kemana mana , lo boleh pulang " ujar azkiya menatap mata azka

" kenapa gua harus pulang ?" tanya azka kembali

" gue mau sendirian azka plis tinggalin gue sendiri kali ini aja " ujar azkiya

azka mengangguk , " oke gua tinggalin lo sendiri di sini tapi inget jangan pulang malem malem nanti lu masuk angin " ujar azka ,

" iya gue cuma sebentar kok disini" ujar azkiya

" ini ada coklat lu boleh makan " ujar azka dan menaru sebatang coklat di samping azkiya.

" makan biar lu ngga sedih lagi , gua balik dulu" ujar azka pelan

" thanks" ujar azkiya

azka meninggal kan azkiya sendirian lagi di taman itu , azkiya sedikit tersenyum karna perhatian kecil dari azka.

azkiya mengambil coklat yang di berikan azka tadi ,

saat azkiya ingin membuka coklat itu , tiba tiba saja ada seorang laki laki yang duduk di samping azkiya sambil menangis , azkiya hanya menatap nya heran , kenapa ada laki laki yang menangis seperti itu di samping perempuan.

laki laki itu menoleh ke arah azkiya yang sedang menatap nya lama " kenapa ngeliatin begitu?" ujar nya ke azkiya sambil mengelap kan air mata nya

azkiya membuang pandangan nya kaku , "ngga " jawab azkiya datar dan melihat ke arah danau

laki laki itu bangun dan merentang kan tangan nya " guaa benci hidup gua ngga mau hidup aaaaah" ujar laki laki itu dengan nada yang keras dan di barengin dengan tangisan , membuat azkiya terkejut dan melotot.

" kalo gitu lo mati aja " ujar azkiya tidak sengaja bilang seperti itu

laki laki itu menoleh ke azkiya dan kembali duduk di samping azkiya , " maaf maaf " ujar azkiya spontan menutup mulut nya.

" bantuin gua supaya gue ngga hidup" ujar laki laki itu menatap azkiya memohon membuat azkiya ketakutan

azkiya pertama kali nya bertemu dengan orang aneh seperti ini , azkiya berpura pura tertawa agar tidak terlihat wajah takut nya ,

" kalo gue bantuin lo nama nya pembunuhan " ujar azkiya

" ngga , ngga ada yang tau gue ngga berani lompat sendiri jadi lo tingga dorong gue aja " ujar nya ngaco membuat azkiya bingung terus menatap nya

azkiya melihat orang itu seperti dpresi.

" ngga gue ngga mau " ujar azkiya menolak

" gue bayar lo sepuluh juta buat dorong gue doang" ujar nya

" lo mau bayar seberapa pun gue ngga mau , kalo ada yang liat gue terus di bawa ke kantor polisi masa gue bilang itu kemauan lo kan ga lucu" gerutu azkiya

laki laki itu mendunduk kan kepala nya

, " tapi emng kenapa lo mau mati? hidup lo sesulit itu?" tanya azkiya

" ini gara gara cewe gua , cewe gua selingkuhin gua di depan mata gua sendiri " ujar nya sambil menangis semakin kencang

azkiya panik takut kedengaran oleh orang ," eh cup cup" ujar azkiya mengelus pundak laki laki itu supaya berhenti menangis

" dia jahat banget sama gua" ujar nya lagi

azkiya sedikit ketawa mendengar alasan nya tadi , " lu knp ketawa ada yang lucu?" tanya nya serius menatap wajah azkiya tetapi mulut nya masih cemberut.

azkiya mengangguk , " gara gara cewe lo selingkuh , lo mau mati ? cuma gara gara itu " tanya azkiya

laki laki itu mengangguk pelan , " apa lo ngga kasian sama orang orang yang sayang sama lo kalo lo mati? terus lo masih muda kaya gini apa emang lo ngga punya cita cita buat lo kejar?" tanya azkiya so bijak ke laki laki itu

" ngga tau , yang gue sayang cuma cewe gue doang " ujar nya

baru kali ini azkiya ngeliat cowo sebucin ini dengan orang , " cewe di dunia ini banyak bro ngga cuma dia doang banyak yang lebih baik dan tulus dari cewe lo " ujar azkiya menasehatin laki laki itu supaya dia sadar.

" gua tau tapi cuma dia doang yang selalu ada saat gue butuh" jawab nya

" menurut gue sih ya kalo lo mati mungkin cewe lo ngga bakalan sedih dan kehilangan lo tapi malah senang bebas dari " ujar azkiya membuat laki laki itu tertunduk terus

" dan dia seneng karna ngga ada lo lagi dia bisa bahagia sama cowo pilihan nya sekarang , lebih baik lo cari cewe yang lebih dari dia itu bisa buat dia sakit hati " ujar azkiya

" iya lo benar " jawab nya tersenyum

" kalo gitu gue mati sekarang supaya dia bahagia gue ngga mau balas perbuatan dia karna gue cinta banget sama dia " ujar nya

azkiya semakin panik dan takut kalau laki laki itu nekat benaran , " lo udah gila ya ?" tanya azkiya

" gue udah ngomong panjang panjang lo ngga bisa terbuka " gerutu azkiya

" lo ngga mau tobat dulu sebelum lo mati , paling ngga kalau lo mati dosa lo tinggal dikit dan lo bisa tenang" ujar azkiya polos

" mending lo diam di sini tenangin diri lo sendiri pikirin yang baik baik jangan lakuin hal hal yang bahayain diri lo" ujar azkiya terus terusan mengingat kan laki laki itu.

azkiya bangun dari duduk nya berniat untuk meninggal kan laki laki itu sendirian di taman , sebenar nya azkiya takut juga kalau laki lski itu bakal nekat bunuh diri benera.

" gue punya coklat lo bisa makan , cokat juga bisa ngilangin rasa sedih lo " ujar azkiya memberikan coklat pemberian azka tadi ke laki laki itu.

" thanks " ujar nya pelan

azkiya pun berjalan meninggal kan laki laki itu sendiri , " ah susah banget gue buat sendirian " ujar azkiya menendang kaleng yang ada di depan nya , " uwaahh" teriak azka yang tiba tiba muncul dari balik pohon membuat azkiya terkejut hingga ter jatuh , " azka " ujar azkiya melotot ke azka sambil memegang dada nya yang masih deg deg kan karna kaget .

azka keluar mendekat ke azkiya untuk membantu nya untuk berdiri , " maaf maaf cuma mau ngaggetin doang" ujar azka membantu azkiya untuk berdiri kembali

" kalo gue jantungan gimana " ujar azkiya memukul azka kencang

" bawa ke rumah sakit" jawab azka sambil tertawa puas

" lo ngapain di situ?" tanya azkiya

ternyata azka dari tadi tidak meninggal kan azkiya sendirian azka menunggu azkiya dari balik pohon besar itu , " gua nungguin lu , takut lu di culik sama setan " ujar azka sambil tertawa

" ngga lucu " ujar azkiya , kembali menoleh ke tempat duduk yang tadi ia dudukin , " eh azka" ujar azkiya kaget sendiri dan mencekram tangan azka.

" hah kenapa ?" tanya azka yang ikutan terkejut melihat azkiya yang panik tiba tiba.

" tadi di samping gue ada orang kok tiba tiba ngga ada " ujar azkiya menatap azka dan menunjuk ke arah bangku nya tadi dengan wajah yang serius

" ah masa ? " tanya azka yang tidak percaya

azkiya mengangguk cepat , " iya ada laki laki duduk samping gue ala jangan jangan dia setan ya " ujar azkiya dengan wajah yang panik

" ngga usah bohong lo " ujar azka

" lo dari tadi di sini lo ngga lihat?" tanya azkiya ke azka

" engga gue kan fokus main game " ujar azka

"ah lo , tapi bener tadi ada dia duduk samping gue dia bilang dia benci hidup terus gue suruh mati" ujar azkiya dengan polos nya ,

" masa lu suruh mati " ujar azka

" iya keceplosan , dia bilang dia sedih gara gara cewe nya selingkuh tapi kok ngga ada ya" ujar azkiya heran

" tapi itu bukti nya ngga ada lo halu kali ya " ujar azka percaya omongan azkiya

" bener , coba kita samperin takut nya tadi bener orang " ujar azkiya menarik tangan azka

" ah ngapain kalo setan gimana?" ujar azka ketakutan

" ya tenang aja setan juga takut liat lo" ujar azkiya

" sialan lu" ujar azka

azka dan azkiya pun mendekat ke tempat duduk yang azkiya tadi dudukin , azka memegang erat tangan azkiya ,

" gpp ga usah takut " ujar azkiya menenang kan azka padahal diri nya sendiri juga takut

" tuh kan bener ngga ada " ujar azkiya menunjuk kursi nya yang kosong

" tapi coklat nya di makan kaya nya tadi orang deh , tapi masa baru beberapa detik doang dia ngga ada ?" ujar azkiya yang bingung dan penasaran

" coklat nya lu kasih dia?" tanya azka dan di jawab dengan anggukan

azkiya mendekat ke arah danau untuk memastikan kalau tadi di samping nya memang manusia, " azzkaa " teriak azkiya membuat azka berlari ke arah nya

" kenapa kenapa" tanya azka dengan wajah panik nya

azkiya menunjuk ke arah danau , " itu itu" ujar azkiya melihat laki laki itu mengambang di atas danau

" dia ngapain ?" tanya azka yang belum konek

" bantuin bantuin , kaya nya dia bunuh diri deh , buru buru bantuin " ujar azkiya panik menepuk nepuk bahu azka

azka menoleh ke azkiya , " serius dia bunuh diri di situ ?" tanya azka

" udah buru keburu meninggal " ujar azkiya

azka pun berjalan santai untuk menarik laki laki itu , bahkan dengkul nya saja tidak tenggelam dengan danau itu , " bang yang bener aja lo mau bunuh diri di sini " ujar azka menahan tawa.

azka pun menarik baju nya hingga ke dasaran , " tuh " ujar azka

azkiya mengecek hidung nya untuk memastikan kalau dia baik baik aja , " masih ada nafas nya " ujar azkiya sedikit tenang

azkiya menekan nekan dada nya seperti orang yang habis tenggelam , " azka dia ngga mau bangun gmana dong?" ujar azkiya

azka mengangkat bahu nya pasrah , " kasih nafas buatan cepet " ujar azkiya menyuruh azka untuk memberikan nafas buatan ke laki laki itu.

" ngga ngga " ujar azka langsung menolak

" kalo dia meninggal gimana ? yaudah gue aja deh" ujar azkiya mendekat ke laki laki itu untuk memberikan nafas buatan

azka mendorong nya agar azkiya menjauh ,

" jangan " ujar azka

" yaudah buruan lo yang kasih " ujar azkiya menyuruh azka

azka pun dengan ragu mendekat ke laki laki itu , untung nya sebelum azka kasih laki laki itu sudah bangun dan menyembur kan air nya di wajah azka , " as sial" ujar azka dengan nada kesal dan berlari ke danau untuk membersih kan wajah nya yg tampan itu.

azkiya sedikit tenang saat laki laki itu sudah kembali sadar , " lo bener bener gila " ujar azkiya

" lo ngga ngerti yang tadi gue bilangin?" azkiya marah ke laki laki yang ngga di kenal nya

azka kembali mendekat , " bang kalo mau bunuh diri cari air yang agak tinggian tadi lo bukan tenggelem tapi tahan nafas " ujar azka

azkiya yang mendenger itu langsung tertawa , setelah melihat wajah sedih laki laki itu lagi azkiya langsung diam dan meminta maaf ,

" maaf maaf ngga bermaksud " ujar azkiya ngga enak karna sudah menertawakan

" gue bingung mau gimana " ujar nya

" ya tinggal hidup emang lo tau kehidupan lo nanti habis mati gimana kalau lebih sulit dari kehidupan yang ini?" ujar azka

laki laki itu menggeleng , " tapi gua sakit hati banget " ujar nya sambil nangis tersedak

azkiya menetap azka , azka bingung ingin sedih atau tertawa , " mending lo pulang ke rumah bang tenangin diri lo sendiri kunci pintu kamar nya dan renungi kesalahan lo , kenapa cewe lo sampai bisa selingkuh dari lo pasti itu juga dari kesalahan lo" ujar azka menepuk pundak laki laki itu

laki laki tersadar dan bangun , " makasih ya kalian udah bantuin saya , saya pulang sekarang " ujar nya bangun dari duduk nya dengan lemas

" kalo itu emang slaah dari cewe lo karna dia ganjen lo lupain aja cari yang baru cewe banyak di dunia ini " ujar azkiya

laki laki itu hanya menoleh dan tersenyum ,

" lo jahat banget sih orang lagi sedih malah di ketawain " ujar azkiya ke azka

" kok gue lo juga , habis nya ngakak banget masa bunuh diri di danau buatan kaya gini , mana cetek banget " ujar azka tertawa puas

" ya mungkin dia bingung mau kemana jadi cari yang deket aja " ujar azkiya ikut tertawa

" udah ah jangan ketawain orang kita kan ngga tau sesakit apa dia sampe nekat begitu" ujar azkiya so serius

azka mengangguk dan mengelap hidung nya supaya berhenti tertawa.

" udah pulang yu udah basah kaya gini" ujar azka mengajak azkiya untuk pulang

" baru gua mau sedih sedihan ada aja yang bikin ketawa " ujar azkiya

azka dan azkiya pun berjalan pulang ke rumah , hujan tidak berhenti sedari tadi ,

" bukan nya lo bawa payung ya tadi?" tanya azkiya ke azka

jawab azka mengangguk , " terus payung nya kemana?" tanya azkiya

" terbang pas tadi ada angin gede mana payung ibu gue " ujar azka

azkiya tertawa lagi , " sukurin bisa bisa pulang di omelin tante irma" ujar azkiya

" biarin ah pasrah aja " ujar azka

azka mengantar kan azkiya hingga pintu rumah nya , " dah lo mandi istirahat jangan sedih sedih lagi lo boleh cerita ke gue jangan di pendem sendiri" ujar azka serius ke azkiya

azkiya tersenyum manis , " thanks" ujar nys sambil mengangguk , " maaf ya udah bikin lo keujanan juga " ujar azkiya

" gpp , udah sana masuk , mandi! , suka banget main hujan lu " ujar azka

azkiya membuka pintu nya , " iya iya yaudah sana lo balik" ujar azkiya menyuruh azka untuk pulang

" iya gua balik dulu " ujar azka dan berjalan pulang ke rumah nya

azkiya pun masuk dan melihat arka yang langsung mengambil kan handuk untuk azkiya dan di taru di punggung azkiya , " buru buru langsung mandi dingin" ujar arka merangkul azkiya untuk masuk ke kamar mandi

azkiya senang karna masih ada abang nya yang memperhatikan nya , azkiya mengambil baju nya di kamar dan pergi mandi di kamar mandi tamu.

azkiya pun membersih kan diri nya dari air hujan ia baru terasa kedinginan , setelah selesai mandi arka sudah menyiap kan susu hangat untuk azkiya , " minum dulu biar hangat " ujar arka

" makasih bang arka " ujar azkiya sambil tersenyum

" ngga usah marah lagi sama ibu ya kiya" ujar arka membantu mengering kan rambut azkiya

azkiya mengangguk pelan ," azkiya ngga marah azkiya cuma kecewa " ujar azkiya

" iya abang tau , kamu harus bisa perbaiki hubungan kamu sama ibu kaya dulu lagi" ujar arka

azkiya hanya mengangguk mendengar kan omongan dari abang nya , " jangan keseringan kena hujan nanti kamu demam " ujar arka

" iya bang " ujar azkiya singkat

setelah menghabis kan susu hangat milik nya , " kiya mau ke kamar " ujar azkiya

" yaudah tidur yang nyenyak ya " ujar arka mencium kening adik kesayang an nya

azkiya hanya tersenyum dan berjalan ke kamar nya.

melihat kamar nya kembali lagi berantakan dengan barang barang karin , azkiya pun tidak mempedulikan nya lagi.

azkiya berbaring samping karin yang sedang fokus bermain hp , azkiya tidak menganggap ada karin di samping nya .

tiba tiba saja karin menyalah kan musik sangat keras di samping azkiya membuat azkiya kesulitan untuk tidur nyenyak ,

" emang ya nih orang nyari gara gara terus " ujar azkiya dalam hati nya

karna azkiya cape untuk berantem dengan karin lagi azkiya pun mengalah untuk tidur di sofa luar mengambil bantal dan bantal guling milik nya.

arka melihat adik nya keluar dari kamar nya lagi , " kenapa kok keluar" tanya arka menghampiri azkiya

" berisik banget dia nyalahin musik kaya orang bolot " gerutu azkiya duduk di sofa

" yaudah abang temenin sampe kamu tidur " ujar arka

azkiya pun membaring kan tubuh nya di atas sofa , dan menutup mata nya , arka langsung menyelimuti azkiya , arka duduk di bawah sambil memain kan ponsel nya.

setelah lama akhir nya azkiya pun tertidur pulas , arka mengangkat nya untuk memindah kan azkiya ke kamar nya pelan.

karin masih mendengar musik dengan volume full , " karin matiin musik nya ini udah malem " ujar azka menyuruh karin untuk mematikan musik nya

karin pun menurut meskipun wajah nya berubah menjadi kesal , arka menaru azkiya pelan di kasur .

arka kembali keluar dan mematikan lampu kamar azkiya .

ngga lama kemudian karin pun tertidur ,

azkiya terbangun tengah malam dan melihat tangan karin ada di perut nya , azkiya melempar kan tangan karin kasir , " ngapain si peluk peluk jiji banget " gerutu azkiya

azkiya pun keluar kamar nya untuk mengambil minum , dan kembali dengan membawa segelas air putih ia menaru nya di meja lampu tidur nya.

azkiya ingin kembali tertidur tetapi karin tertidur dengan sangat jabrah dan tidak bisa diam , kaki karin menindih kan kaki azkiya , azkiya langsung menendang nya hingga karin terjatuh dari kasur , " ups " ujar nya menahan tawa

karin terbangun dari tidur nya azkiya pun langsung berpura pura tidur kembali.

" haha sukurin " ujar batin azkiya

" aduh" ujar karin yang tersadar sudah ada di lantai

karin pun kembali naik ke kasur dan tidak sadar kalau azkiya yang menendang nya tadi.

keesokan hari nya , azkiya bangun pagi seperti biasa , dan pergi ke kamar mandi untuk berangkat ke sekolah pagi , setelah itu azkiya memakai seragam nya rapih , dan melihat ke arah karin yang masih tertidur pulas.

arka mengetuk kamar azkiya , " azkiya " ujar arka sebelum membuka nya

" iya " jawab azkiya dari dalam

" udah bangun?" tanya nya

" udah " ujar azkiya singkat

azkiya pun keluar dari kamar nya , " udah rapih" ujar azkiya menunjukan ke arka

" uuh pinter banget " ujar nya mengelus lembut rambut azkiya

" mau sarapan apa abang buatin" ujar arka

" em belum lapar , roti aja deh " ujar azkiya

" karin juga " teriak karin dari dalam kamar

" iya " jawab arka

arka dan azkiya pun ke tempat meja makan

arka mengoleskan selai di atas roti nya , " nih makan dulu " ujar arka dan tidak lupa segelas susu di samping azkiya

" terimakasih" ujar azkiya tersenyum manja ke arka

" abang yang antar atau pak joko?" tanya arka

" tumben banget bang arka mau anterin kiya " ujar azkiya

" ya kan kali kali anterin adik kesayangan sekolah " ujar nya

" ih lebay" jawab azkiya tertawa kecil

" yaudah bang arka yang anterin ya " ujar arka

" okee " jawab azkiya membentuk huruh o di jari nya

azkiya menghabis kan roti dan susu nya ,

" udah ?" tanya arka

azkiya mengangguk tersenyum , arka mengelap bibir azkiya yang ada tersisa coklat , " udah gede masih aja belepotan " ujar arka mengelap nya pelan

" sengaja biar di bersihin bang arka " ujar azkiya gemas

" udah yu nanti kamu kesiangan " ujar arka

baru ingin membuka pintu rumah karin sudah memanggil nya , " bang arka " ujar karin menyebut nama arka

arka pun menoleh , " ya?" tanya arka

" roti karin mana ?" tanya karin

arka lupa membuat kan roti untuk karin, " oh iya sebentar " ujar arka kembali ke meja makan untuk mengoles kan selai di roti milik karin .