"Duh dek, kalau berantem jangan sering keseringan. Apalagi malam-malam begini? Saya dan keluarga mau tidur. Mikirin kami juga ya?" Setelah ucapannya tersebut kudengar pintu tertutup lagi. Aku mendengus. Bu daster bisa sekali sok bijak menasehati. Padahak suasa cemprengnya juga sering menganggu tidurku dan Xeno.
Beberapa menit kudengar sunyi di luar. Mungkin Xeno sudah menyimpan amarahnya karena teguran Bu Daster. Aku memutuskan untuk membalikkan diri menjadi menelentang. Mengusap wajahku. Memimikirkan Oscar dan Xeno dalam bersamaan.
Sejauh apapun luka yang Oscar berikan padaku, aku paling tidak terima dengan tuduhan Xeno. Bagaimana bisa dia mengatakan itu padahal aku tumbuh dengan Xeno sedari kecil. Pandangannya berubah buruk padaku hanya karena satu malam kejadian dengan Oscar aku tidak terima.
Beberapa saat memikirkan hal tersebut ternyata aku ketiduran. Aku tersentak ketika mendengar gesekan pada pintu kamarku. Aku dengar suara itu lamat-lamat.
"No, itu Lo ya?" tanyaku.