Arsyad mendekati Naira dan melihat ke arahnya.
"Kamu ada terluka Sayang?"
Dia khawatir jika aa pecahan kaca piring terkena kaki Naira.
"Aku nggak apa -apa Bang. Aku ke kamar ya?"lirih Naira.
Dia langsung pergi dari kamar Hayati, dengan sejuta penyesalan.
Mama. Kamu sudah keterlaluan. Ayah tidak suka dengan sikap Mama yang terlalu egois."bentak Imran.
Imrana kembali kecewa dengan perangai Hayati yang kembali berulah. Dan hampir membuat Naira terluka.
"Mama. Kenapa Mama jahat dengan Naira? Untung saja Naira bisa menghindar kakinya dari piring yang Mama tepis. Jika tidak Dia pasti terluka, Aku mohon Ma. Tolong terima Naira!"bujuk Arsyad.
Hayati memandang nanar ke arah Arsyad. Ada rasa kasihan pada anak tirinya, Namun entah kenapa rasa benci pada Naira terus ada.
"Arsyad. Mama takut jika dalam martabak itu ada Naira masukkan racun. Mama belum sipa mati. Apalagi Naira tidak suka dengan Mama. Bisa saja Dia ingin membunuh Mama!"