Darwis begitu terkejut dengan perkataan preman di depannya.
"Apa? Isteri Saya yang menggadaaikan rumah ini?"tanya Darwis tidak percaya.
"Ya Pak. Kami hanya menjalankan tugas. Tolong segera pergi dengan baik-baik, Sebelum Kami bertindak kasar."ucap preman yang kepalanya botak.
Darwis terdiam untuk beberapa saat. Hingga Dia pun menuruti perintah preman tersebut.
Dia mengambil bajunya dan baju anak gadisnya yang masih sekolah menengah.
"Aku akan menjemput meutia. Aku akan ke rumah Bang Ridwan saja."gumam Darwis.
Dia bergegas membawa dua buah koper besar.
"Bang. Berapa uang yang di pinjam isteri Saya?"tanya Darwis.
"Kenapa mau bayar? Tiga puluh juta. Kamu punya uang?"ucap preman itu sangat sinis.
"Baiklah. Beri waktu untuk Saya dua hari."pinta Darwis.
"Baik. Akan Kami sampaikan pada Bos Kami. Ini kartu namanya!"jawab preman yang berbaju hitam.
Dia menyerahkan selembar kartu nama pada Darwis.
"Terimakasih. Tolong tunggu ya? Saya permisi!"