Herman menyetujui rencana Jamal yang pura-pura menyewa preman untuk menculik Bunda dan di tolong oleh Yanti.
"Tapi bagusnya hari minggu Bang. Karena Yanti nggak kerja. Kan hari lain Dia kerja,"usul Herman.
"Baiklah jika demikian. Akan telpon teman dulu agar berpura-pura menjadi preman,"jawab Jamal.
"Ya Bang. Aku juga mau istirhat, Mata udah nangtuk kali nih!"
Jamal meninggalkan kamar Herman menuju ke kamarnya.
Dia melihat Bunda sedang membereskan meja makan.
"Bunda. Aku bantu ya?"pinta Jamal.
Dia langsung mengambil piring-piring kotor dan membawanya ke sumur.
"Bunda. Kenapa tidak mau menerima Yanti. Kan kasian anak orang gara-gara ulah Herman Dia menjadi janda. Coba Bunda pikirkan jika Bunda mempunyai anak perempuan nasibnya sama seperti Yanti,"
Jamal mencoba menggali sisi hati Ibunya Herman. Wajah Bunda merasa sedih mendengar perkataan Jamal.
"Benar yang Kamu katan itu Jamal. Apa Bunda terlalu egois?"tanya Bunda.
Dia duduk di kursi dan memandang nanar ke arah Jamal.