Asnawi berteriak sangat keras. Fadhil langsung berlari mendekati Herman yang memegang dadanya.
"Ya Allah Bang. Mana yang sakit? Makanya Aku bilang Kita lari aja Bang."kata Fadhil. Dia memapah Herman dan membawanya menjauh dari tempat itu.
"Dasar wanita tua nggak tau diri. Bertaubatlah. Sampai kapan Kamu menyimpan dendam pada keturunan Yusri?"kata Asnawi.
"Sampai keluarga dan anak cucunya tidak tersisa. Itu baru Aku hidup tenang. Kau taukan putriku mati bunuh diri karena putra Kamu?"jawab Nyai bangai. Dia menujuk ke arah Asnawi.
"Putri Kau mati dia karena bunuh diri. Nggak memiliki iman. Putraku tidak pernah mencintai Dia. Dan tidak pernah memberi harapan buatnya."kata Asnawi.
"Aku tidak peduli. Cucu Kamu itu harus mempertanggung jawabkan perbuatan ayahnya. Kau pergilah dari sini."usir Nyai Bangai.
Dia melihat ke arah Herman yang masih di papah Fadhil.
"Herman tidak bersalah Nyai. Tolong sudahi pertengkaran ini."pinta Asnawi.