Yanti dan Pak Din merasa aneh dengan Wak ti.
"kamu kenapa? Tolong jangan Kamu paksa Yanti menikah dengan lelaki itu. Kita tidak mengenalnya. Bagaimana wataknya?"kata Pak Din.
Akhirnya wakti mengerti dan memeluk Yanti.
"Maafkan Wak ya Nak? Wak Ti takut Kamu kecewa lagi. Makanya Wak Ti meminta Kamu langsung menerima lamaran Dia,"kata Wakti,
"Ya Wak. Aku ngerti kok. Kita masuk yuk? Aku mau ganti baju. Bang jamal bentara lagi jemput Aku!"ajak Yanti.
Mereka masuk ke dalam rumah. Yanti langsung menuju ke kamarnya untuk bersiap pergi ke rumah Herman. Wakt dan Pak Din masuk ke kamar masing-masing.
Herman pemperhatikan raut wajah Jamal yang khawatir setelah melihat ponselnya.
"Bang Jamal. Kamu kenapa? Kenal dengan Yanti?"tanya Herman bingung.
"Nggak kenal Her. Sudahlah. Ayo kita keluar. Bunda sudah masak buat Kamu,"ajak Jamal.
"Aku nggak mau makan Bang. Biar aja Aku mati. Bunda tega memisahkan Aku dan Yanti,"tolak Herman.
Jamal berpikir beberapa saat agar bisa membujuk Herman.