Mirna dengan cepat melangkah keluar dari rumah kediaman Vandhis. Dia berusaha keras untuk tidak meneteskan air mata. Namun sia-sia. Air mata itu deras mengalir ke pipinya.
Dia berjalan dengan cepat. Wajahnya menunduk menyembunyikan air matanya yang terus mengalir.
Pim! Pimmm!
Hampir saja tubuhnya tetpelanting oleh motor yang tiba-tiba melintas dengan cepat di samping jalan itu. Mirna terperanjat sejenak lalu tubuhnya menyingsut ke belakang dan terduduk lemas.
Air matanya semakin menjadi, isaknya mulsi terdengsr dan akhirnya wanita sepatu baya itu tersedu di pinggir jalan dengan memeluk lututnya.
Agak tersentak ketika menyadari ada tangan yang menyentuh pundaknya Mirna tersadar lalu mendongak. Lamat-lamat dengan pandangan kabur dia dapat melihat siapa yang ada di hadapannya.
"Dave," desisnya sambil menyeka air mata yang terus mengalir dari kedua matanya.