"Sayang. Kata Tante Mirna kamu sakit. Apa yng kamu rasakan. Kita ke dokter malam ini, ya?" Sea hanya menggeleng mendengar kata-kata Banin yang sudah sampai di depan ruangan Sea namun mereka masih menggunakan ponsel genggam mereka untuk berkomunikasi. Banin memasuki ruangan kerja kekasihnya dan dilihatnya Sea sedang menempelkan benda pipih itu di pipinya sambil matanya terpejam. Posisinya sedang terbaring di sofa.
"Sayang," panggil Banin sambil mendekati kekasihnya. Sea belum sama sekali menyadari kedatangan sang kekasih. Gadis itu masih saja memejamkan mata sambil menelpon Banin.
"Hem, apa, Sayang," sahutnya tanpa menyadari bahwa Banin sudah berada di sampingnya dengan duduk bersimpuh di lantai.