"Kamu sudah melakukannya?" tanya Briyan sambil menatap ke kanan dan kiri seolah mengawasi barang kali ada seseorang yang sengaja untuk menguping pembicaraan mereka. Dan laki-laki yang ada di hadapannya itu hanya mengangguk dengan menebarkan seringai liciknya.
"Kamu boleh miliki wanitanya, tapi hancurkan laki-lakinya sampai kakek itu merasakan bagaimana rasanya kesakitan dan kehancuran yang tak akan pernah ada obatnya di dunia ini." Briyan berucap dengan berapi-api. Tangannya mengepal dengan kuat. Ada sebuah kebencian yang begitu besar dan dendam pribadi yang sangat kuat telah mengungkungnya dalam sebuah kelukaan dan kesakitan. Laki-laki itu sekali lagi mengangguk.
"Apa kamu tidak bisa membawakan pengacara padaku. Aku yang akan membayar pengacara itu. Bawa yang paling bisa menyelesaikan masalah seperti ini. Aku mau keluar dari sini secepatnya." Lagi-lagi pria yang ada di hadapan Briyan itu hanya mengangguk.