Sepasang mata itu memicing dengan wajah merah padam. Ada sebentuk kemarahan dan kebencian di dadanya yang semakin membludak. Tidak menyangka sama sekali kalau hari ini dia akan melihat fakta yang sesungguhnya tentang siapa Briyan yang sesungguhnya. Perasaan benci yang kian menyulut rasa sakit hati dan dendam pribadi.
"Clara! Kamu dipanggil Dokter Didi." Panggilan itu membuat Eudrie menoleh lalu mengangguk. Seorang perawat menyampaikan pesan pada Eudrie saat gadis itu sedang menyaksikan orang yang selama ini menjanjikan banyak hal kepadanya. Rasa sakit hati dan benci yang seolah kini berkobar di hatinya membuatnya semakin ingin menghancurkan orang-orang yang telah menyakitinya tanpa terkecuali Briyan.