Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kiamat (Closer)

muti_relegi
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.9k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Penutupan (Closure)

Ku bangun dengan kepala pusing dan telinga berdenging, nafas berat dan rasanya seperti sudah berlari ber KM jauhnya, kutatap jendela kamar mengarah ke halaman depan rumah kakek Tomas, kakek tua yang hidup sendirian setelah minggu lalu istrinya ditemukan tak bernyawa begitu saja dikamar mandi mereka. Desas desusnya pak tomas yang mengambil nyawa istrinya karena istrinya terlalu cerewet menyalahkannya akan segala hal yang terjadi dalam hidup mereka, nenek Mei memang selalu menyebalkan, kalau kalian tau, ketika ada anak-anak yang bermain sepeda di depan rumahnya dia akan teriak-teriak mengusir mereka, atau ketika ada trus pengambil sampah yang lewat rumahnya dia akan mengoceh tentang tidak rapinya dan disiplin nya mereka menyelesaikan masalah sampah perumahan, atau jika ada ibu muda yang sedang berjalan sore dengan anak dan suaminya dia akan mengoceh sendiri betapa susahnya dia membesarkan anak-anaknya kemudian anak-anaknya sibuk dengan urusannya sendiri,

Ayolah setiap sudut tetangga tidak ada yang menyukai nenek mei, tapi aku rasa teori kakek tomas yang membunuh nenek mei hanya gosip ibu-ibu dan abang sayur. Karena kakek tomas selalu bersikap sangat baik pada semua orang dan dia adalah kakek berwajah lunak bermata sayu dan berhati lembut menurutku, jangan berharap dia bisa melukai nenek mei, melihat kucing yang kelaparannya saja dia akan langsung memberi makan atau melihat ada anak-anak yang bermain dia selalu tersenyum melihatnya,

Oke sudah, apa yang aku ocehkan sedari tadi, kepala masih sedikit pening, dan cahaya matahari sore yang masuk lewat jendela kamarku membuat suasana hati ku makin tak nyaman, aaahh terasa sangat sendu,,,

"Maa,,,,mama,,," teriakku dari dalam kamar. Tapi tidak ada sahutan, aku berteriak lebih keras kedua kalinya. Tapi masih belum ada sautan, kamarku berada di lantai 2, biasanya mama dan adikku ada di ruang tengah kalau hari sore, melihat televisi atau sekedar duduk bersantai dengan teh sore dan cookies hangat buatan mama.

Aahh kepala ku masih pening, aku takut anemia ku kambuh lagi, tapi ini sudah 6 bulan sejak terakhir aku bermasalah dengan tekanan darah ku.

Sial apa karena kemarin aku terlalu bersemangat hiking. Ini karen Joan dia yang merengek mengajakku mendaki bukit dibelakang SMA kami dulu, mau nostalgia katanya,

"maa...Tio…" kupanggil mama dan adikku tio, tapi masih belum ada sautan. Ahh sial kemana semua orang.

Kupaksa badan ku untuk turun dari ranjang mungil berseprai pink yang sudah tak beraturan bentuknya, seprai pink bukan kemauan ku itu hanya mama yang selalu membuat kamar ku bernuansa pink dan kamar tio bernuansa biru, hahaha klasik perempuan pink laki-laki biru,

Oke aku berdiri dan kepalaku serasa mau pecah, tidak bisanya anemia ku separah ini,.arghh denyutan di kepalaku membuat ku meremas bagian samping rambut ku,dan memejamkan mataku kuat-kuat, berharap sakitnya sedikit berkurang,

"Tasya..tasya.."

"Ya ma.." ku buka mata tak ada siapa-siapa, wait!

"Ma..?" aku pikir tadi itu suara mama, sangat dekat seperti mama memanggilku dari depan pintu kamarku, tp pintu kamar itu sudah terbuka dan mama tidak didekatku,

Ini bukan suasana yang aku harapkan, apa ini film horor, halloween party, ayo lah,, jangan mikir aneh-aneh tasya!

Ku coba kembali bergerak ke arah tangga, aku masih mencengkram rambutku untuk sekedar mengurangi rasa menusuk di kepala, mata kubuka setengah karena rasa nya lebih pusing saat aku membukanya lebar.

Deritan suara tangga rumah ku seolah-olah menegaskan tidak ada orang dirumah ini, begitu hening, tidak ada suara. Atau ini karena sakit kepala ku membuat suara jadi terdengar sangat jelas?

Sesampai di bawah tangga kulihat di ruang tengah tidak ada orang, tv mati,, dapur bersih mengkilap, tidak ada tanda-tanda ada mama ataupun tio dirumah,,

Kemana mereka? Kalau mau pergi bilang kek kasih note kek, apa gitu? Oceh ku sambil merebahkan diri di sofa depan tv.

......

"Tasya..tasya.."

"Ya ma..!" sahutku sambil bangun dari sofa, kepalaku sudah tidak terlalu pening. Kulihat keliling, apa mama sudah pulang? Tio juga mana anak berisik itu,

"Ma.. ma…?" diih main petak umpet atau apa sih, manggil terus ngilang,

Sepertinya aku tadi ketiduran lagi, sepertinya sekitar 2-3 jam, suasana rumah agak temaram, lampu-lampu ruangan belum ada yg nyala, apa mama belum pulang? batinku.

"Ma, jangan jail dong, tasya laper nih!" ku coba cek ke kamar mama, nihil nggak ada orang, ku naik kembali ke lantai atas, kamar tio persis sebelah kamar ku, mungkin mereka berdua ada dikamar tio. Ku buka kamar tio, nihil tidak ada tanda-tanda mama atau tio.

Issh sial kenapa tidak aku hubungi saja mereka aku lupa, seharusnya dari tadi aku telpon mereka, aku juga lupa menaruh hp ku dimana. Aku Masuk kekamar hp ku tergeletak dekat meja belajarku. Segera aku tekan dial terakhirku, suara terhubung terdengar dari telepon.

"Kok ngga diangkat? Pada kemana sih?" kesal aku coba telpon tio, bocah 10 tahun itu juga dibekali hp oleh mama, karena dia terus merengek pengen main game seperti teman-temannya.

Nihil , tidak ada yang angkat telpon, aku coba whatsapp ke mama dan tio, deliver tapi belum centang biru.

"Tasya...tasya.."

Suara itu lagi,, aku yakin itu suara mama, aku mulai kalut, tiba-tiba semua menjadi menyeramkan, apa ini? Air mata ku mulai menggenang, tiba-tiba kepalaku mulai sakit lagi dan sangat menusuk, aku teriak sangat kencang, dan semuanya tiba-tiba gelap.

.........…..

"Lying still lying I'll make it okay, bend it all you want and hide it all you can"

"But I give up fighting for you"

"And though I'll be sad"

"I am better off without you, I'm so angry towards you".

closure-pamungkas