Martin setuju dengan tebakan Lianny.
Kakak tertua Sean terlihat sederhana dan jujur. Dia juga tidak memiliki niat mengejar kekayaan dan kekuasaan dan dapat memberi Sean semua hak harta warisan. Tetapi, Martin tahu bahwa semua keturunan keluarga Yuwono melalui banyak pelatihan. Tidak ada dari mereka yang bodoh dan polos.
Martin merasa si Tian ini tidak bisa ditebak!
———
Setelah kembali ke kamar, Sean sangat malu menghadapi Maureen. Dia tidak ingin Maureen merasa dirinya seorang yang memperlakukan pernikahan sebagai permainan anak-anak. Dia tidak ingin Maureen salah paham.
"Maureen, jangan dengarkan omong kosong Giana. Aku tidak menyentuhnya sama sekali. Dia memfitnahku," Sean menjelaskan.
Tanpa diduga, Maureen tersenyum.
"Suamiku, kamu tidak perlu menjelaskan padaku. Aku benar-benar percaya padamu."
"Maureen…"
Sean tidak menyangka Maureen sangat mempercayainya. Dia pun sangat tersentuh.
———