Marvin sudah seperti orang tua Maureen yang kata-katanya tegas dan berwibawa.
Tanpa menunggu Sean menjawab, Maureen terlebih dulu dengan canggung berkata, "Marvin, apa yang kamu katakan? Siapa bilang aku... menyukainya?"
Maureen sangat peduli dengan apa yang dikatakan orang lain tentang hubungannya dengan 'pria tidak dikenal' seperti ini. Meskipun dia dan Sean bahkan sudah memiliki seorang anak, waktu hubungan antara keduanya terlalu singkat. Bahkan sekarang mereka bukan termasuk teman.
Marvin memandang Maureen dan berkata, "Kakak, jangan sembunyikan lagi. Jika kamu tidak menyukainya, kenapa kamu tinggal di kafe lusuh di pinggiran kota Banten selama itu? Kamu bahkan menamainya Kafe Merindukan Fajar! Bukankah namanya terlalu naif? Melihatnya beberapa kali saja sudah membuatku tidak tahan! Aku ingin mencopot dan mengganti namanya!"
Maureen tersipu malu dan membantah, "Itu tidak ada hubungannya dengan Sean! Lagi pula, bukan aku yang menamainya."