Sebelum pergi, Chintia sontak memeluk Sean, dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Sayang, kamu begitu baik dan tidak pernah melakukan hal buruk seumur hidupmu. Tapi, kenapa Tuhan begitu tidak adil dan menyiksamu seperti ini?"
Chintia merasa sangat kasihan pada Sean. Dulu Sean sangat mencintai Giana, tetapi hatinya dilukai tanpa ampun.
Akan tetapi, Sean tidak mengeluh pada Tuhan dan hanya menghela napas. "Mungkin ini semua adalah pembalasan."
"Pembalasan?" Chintia melepaskan Sean dan menatapnya dengan heran.
Sean berkata, "Chintia, sebenarnya aku tidak sebaik yang kamu pikirkan. Aku juga pernah melakukan hal-hal buruk. Aku juga pernah melakukan hal-hal yang sangat jahat…"
Chintia tidak berani memercayai perkataan Sean.
"Kamu… pernah melakukan hal buruk apa?" tanya Chintia.
"Aku menyakiti seorang gadis," jawab Sean, sedikit enggan mengingat masa lalu.
Chintia kemudian bertanya lagi, "Menyakiti seperti apa? Siapa dia?"