Giana terbaring di lantai, menutupi wajahnya dengan satu tangan, dan melindungi perutnya dengan tangan lainnya. Tangisnya seketika pecah.
"Kamu memukulku? Berani-beraninya kamu memukulku? Selama tiga tahun menikah, kamu tidak pernah memukulku. Kamu bahkan tidak semarah ini saat perselingkuhanku dengan Cahyadi waktu itu, tapi sekarang berani memukulku?" kata Giana tak percaya, "Sean, kamu bukan laki-laki! Kamu bajingan! Keparat! Binatang!"
Sean memang tidak pernah memukul Giana. Dia mencintainya.
Sebelumnya Sean bahkan merasa sangat tertekan ketika melihat Chintia menampar Giana. Dia sampai memberitahu Chintia untuk jangan menampar Giana lagi di masa depan.
Melihat Giana melindungi perutnya, tiba-tiba Sean tersadar bahwa Giana sama sekali tidak menggugurkan anaknya. Tadi dia hanya mengatakannya karena marah dan sengaja ingin membuat Sean marah.