Cahyadi menunjuk Chintia dengan marah. "Chintia! Kamu mau mendidikku? Atas dasar apa kamu mendidikku? Memangnya kamu ini siapa, hah?!"
Ditambah dengan waktu di kantor Chintia, Cahyadi sudah ditampar oleh Chintia sebanyak tiga kali. Di lubuk hatinya yang terdalam, Cahyadi sebenarnya takut pada Chintia.
Chintia dengan auranya yang mendominasi pun berkata dengan rendah hati, "Sebagai teman ayahmu, aku berada di generasi yang satu tingkat lebih tinggi darimu. Jadi, kenapa aku tidak bisa mendidikmu? Selain itu, apa kamu tidak tahu bahwa di hadapanku, ayahmu adalah seekor anjing penjilat? Berani-beraninya kamu bertanya, siapa aku?"
Mendengar kata-kata Chintia yang terdengar begitu berkuasa, para tamu di meja lain menertawakan Cahyadi.
Apa yang Chintia katakan memang benar. Dia merupakan seorang direktur tercantik di dunia bisnis Jakarta dan banyak bos besar yang begitu merendah di hadapannya.