Malik melanjutkan perjalanannya menuju kota, sambil terus mengumpat dalam hatinya. Hari ini adalah hari yang begitu sial buatnya. Dari batrey ponsel habis, ban mobil kempes, sampai mampir ke warung Prapti yang orang-orangnya sangat aneh.
Secercah harapan muncul di pelupuk mata Malik, dia melihat jalan raya besar dan hingar bingar kendaraan.
"Akhirnya sampai di kota juga!" gumamnya.
Malik dengan semangat mengayuh onthel pamannya dan segera mencari penginapan atau hotel, karena hari sudah semakin sore dan tidak akan terburu jika harus langsung pulang.
Hampir satu jam dia mengayuh sepedanya dan mencari penginapan, tetapi tidak ada tanda-tanda atau papan nama yang bertuliskan penginapan atau hotel.
Gledak... (suara sepeda Malik)
Malik terkejut dan segera turun dari sepedanya, "Sial! rantainya lepas!" gumamnya.
