Wati menarik rambut Mbok Lastri dengan sekuat tenaga, membuat Mbok Lastri hampir jatuh terjengkang ke belakang. Wati sama sekali tidak perduli kalau Yahya, anaknya, sedang berada digendongan Mbok Lastri.
Mbok Lastri sangat terkejut dengan serangan dadakan dari Wati.
"Heh! apa maksudmu!" teriak Mbok Lastri. "Kamu sudah gila ya?!" bentak Mbok Lastri lagi.
Wati berkacak pinggang seraya memelototkan matanya ke arah Mbok Lastri.
"Kamu yang gila!" sahut Wati.
Mbok Lastri meletakkan Yahya di atas meja. Bayi itu menangis menjerit-jerit karena terkejut dengan teriakan Mbok Lastri sekaligus terkejut saat nyaris jatuh tadi.
Mbok Lastri langsung membalas perlakuan buruk Wati. Ditariknya rambut Wati dengan sekuat tenaga, lalu dicakarnya wajah Wati.
Wati menjerit kesakitan, wajahnya terluka cukup dalam. Bekas cakaran tangan Mbok Lastri membekas jelas di wajahnya.
"Berani kamu sama aku ya?! ku bunuh kamu!" teriak Mbok Lastri dengan emosi yang sudah membeludak.