Pov Afifah~
Sungguh remuk redam hati ini, mencintai hingga mengorbankan satu-satunya harta yang paling berharga bagi seorang wanita. Tetap bertahan walau banyak rintangan. Apakah aku begitu bodoh? hingga terus menanti cinta yang bahkan tidak ingin aku menantinya.
Ku ambil ponselku yang sedari tadi tergeletak tak bernyawa, sama sepertiku yang hidup tapi terasa mati. Apa yang bisa aku lakukan? bahkan berpikir jernihpun aku sudah tidak mampu. Kembali pada ponselku, aku membuka galeri tempat menyimpan ratusan foto. Sakit_ bagaimana tidak? sebagian besar adalah gambarku dengannya. Ya, tentu saja dia! Radit, kekasih pertamaku dan mungkin juga cinta matiku.
Aku memandangi satu persatu foto kemesraan kami, sangat bahagia. Dia tertawa dengan menunjukan barisan gigi rapi dan putih bersih. Memelukku dengan sangat erat, seakan tak ingin melepaskanku walau sedetikpun. Dunia terasa hanya milik kami berdua.