Fatimah berjalan cepat menuju kamar Laura, dia sangat malu sehingga tidak mampu mendongakkan wajahnya. Pertama kalinya dalam hidup, dia masuk ke kamar seorang pria. Fatimah merasa sangat berdosa akan tingkahnya itu.
Dia melirik ke nomer pintu yang digantung, lalu diam-diam berdoa dalam hatinya, semoga dia tidak salah kamar lagi. Setelah mengusap debu yang menempel pada nomer pintu itu dan yakin kalau itu adalah nomer 6, Fatimah mengetuknya pelan sembari mengucap salam.
Hening, tidak ada yang menyahut satupun dari ruangan itu. Lalu Fatimah mengulangi salamnya.
Setelah menunggu sekian detik, terdengar suara derit pintu yang ditarik dari dalam menunjukan kalau ada tanda-tanda kehidupan di sana.
"Fati!" seru Laura girang, lalu memeluk Fatimah dengan sangat erat.
"Kamu kenapa Lau?" tanya Fatimah bingung.
Laura tidak menjawab, dia hanya terus memeluk Fatimah dengan erat. Sepertinya dia sangat ketakutan.
"Ada apa Lau?" tanya Fatimah dengan lembut.
