Uci tiba-tiba datang dan menepuk punggung Jaka.
"PaJak?!" sapanya. "PaJak dari mana aja? agaknya liburannya menyenangkan, lumayan lama ya cutinya?" tanya Uci santai.
"Eh, kamu Ci, iya, iya nih. Lumayan lah," tukas Jaka.
"Atau jangan-jangan?" tanya Uci menerka. "Atau jangan-jangan, ketemu sama putri cantik yang sering muncul dalam mimpi itu ya?" tanya Uci, raut wajahnya berubah seketika.
"Ciee... kamu cemburu ya Ci?" sahut Kevin.
Uci mendengus, "Apaan sih kamu Vin? ada-ada saja kamu tu ya?!" tukas Uci.
Jaka malah menjadi salah tingkah, "Sudah, sudah, kalian berdua ini!" sahutnya.
"Owh iya PaJak, cari kopi yuk," ajak Uci.
"Nah, 'kan betul dugaanku!" pekik Kevin, "Sudah, jangan mengelak lagi! kalian berdua itu sebenarnya punya chemistry, aneh... dua-duanya sok jual mahal!" ucap Kevin lalu berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Setelah Kevin pergi, sekarang hanya tinggal mereka berdua di tempat itu.
"PaJak?" ucap Uci pelan.
