Beberapa jam sebelumnya~
Bapak keluar dari rumah mbok Alis sembari berteriak memanggil namaku.
"Ana! kemana kamu?!" teriaknya.
Mbak Sri yang sedari tadi asik berghibah dengan mbak Hana, teman masa kecilnya, terkejut mendengar teriakan ayah. Mereka berdua gegas keluar dari dalam rumah.
"Ada apa Pak?" tanya mbak Sri.
"Ana! dimana anak itu?!" seru bapak.
Mbak Sri dan mbak Hana celingukan, mungkin karena terlalu asik membahas kenangan sewaktu kecil dulu, mereka tidak menyadari kalau aku menyelinap di bawah tempat duduknya.
"Kami gak lihat Brindil kok Pak," tukas mbak Sri.
"Iya Pakde, saya juga gak lihat tadi. Apa mungkin dia main ke rumah tetangga?" terka mbak Hana.
Ibu ikut keluar dari dalam rumah seraya menggendong Diyah.
"Sudah Pak, jangan dimarahin Ana. Sebaiknya sekarang cari Ana, kemana dia? takutnya, kalau dia ketakutan terus lari ke hutan," ucap ibu.
"Anak itu memang selalu menyusahkan saja!" gerutu bapak. "Kemana perginya anak nakal itu?!" ocehnya lagi.