Matahari sudah mulai menampakkan dirinya, cahayanya mulai menerobos masuk melewati celah-celah jendela kayu yang sudah mulai lapuk dimakan usia. Di balik jendala kayu itu ada bilik yang juga terbuat dari kayu yang sudah mulai keropos dan beralaskan tikar usang. Di atas bilik itu terbaring seorang gadis bernama Afifah, gadis itu berperawakan bongsor, berkulit putih, dan berparas manis. Dia terbaring bukan karena sedang sakit, tetapi karena dia adalah tipe gadis pemalas. Baginya ketika matahari sudah mulai meninggi itu tandanya masih terlalu pagi baginya untuk terbangun dari mimpi indahnya.
Byur ... byur
"Fifahhhh bangunnn!"
Ada banjir bandang dan petir menggelegar di dalam mimpinya yang membuatnya tersentak dan bangun seketika.
Matanya terbelalak dan sudah menyiapkan kuda-kuda untuk segera berlari.
Belum sempat Afifah berlari, tiba-tiba ada benda keras yang menghantam wajahnya.
Plok... plok.
Membuat afifah terduduk lagi di tepi biliknya.