Chereads / Mungkinkah Bersama? / Chapter 10 - Positif

Chapter 10 - Positif

"Pagi Bu Lulu" sapa dokter Mira yang ditugaskan untuk menangani Agnes.

"Pagi Dok, tolong periksa keadaannya dok karena pagi ini dia muntah-muntah terus" ucap Lulu yang baru masuk ke ruangan dokter setelah dihubungi saat perjalanan ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan Agnes.

Dokter Mira pun menjawab Lulu "Baik Bu" dan melihat ke arah Agnes yang terlihat begitu pucat seperti kertas dan berkata "Ayo silahkan masuk ke ruang pemeriksaan mba".

Agnes hanya merespon dengan menganggukan kepala karena kondisinya yang begitu tidak kuat kemudian berjalan ke arah ruang pemeriksaan di bantu oleh suster yang bertugas bersama dokter Mira.

"Jangan takut dan khawatir ya harus tenang, saya periksa dulu ya sekalian kita lakukan USG" ucap dokter Mira dengan senyum saat melihat ke arah Agnes yang sedang lemas.

"Baik Dok" jawabnya dengan pelan.

"Sebelumnya sudah periksa dengan alat tes kehamilan?" tanya dokter Mira sambil melakukan pemeriksaan.

"Belum dok, karena saat bangun dan sarapan saya merasa mual dan mengeluarkan semua isi perut saya hingga segera di antarkan ke sini sama Bu Lulu" jawab Agnes dengan suara yang terasa lemas tak bertenaga.

"Kalau begitu mba lakukan tes terlebih dahulu ya dan ini alatnya, silahkan ikuti susternya ke toilet" ucap dokter dengan memberikan alat tes kehamilan dan Agnes pun segera melangkah ke toilet.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Agnes pun kembali dengan suster dan menyerahkan alat tes tersebut pada dokter Mira.

"Baiklah karena hasil tesnya positif, sekarang kita lakukan USG ya" kata dokter Mira dengan mengoleskan krim ke atas perut Agnes.

"Lihat mba ini janinnya dan terdapat 2 titik, sepertinya anda akan menjadi ibu dari anak kembar" jelas dokter yang melihat Agnes dengan senyum tulus.

Agnes yang mendengar penjelasan dokter Mira hanya tersenyum terpana ke arah layar dan melihat ke dua anaknya yang masih sangat kecil dengan perasaan terharu yang luar biasa tanpa sadar air mata kebahagiaan mengalir dengan mulus ke arah pipinya.

"Ini mba, untuk hasil printnya nanti setelah 3 bulan baru bisa nampak untuk perkembangannya"

"Untuk muntahnya bagaimana dok?" tanya Agnes dengan bingung.

"Mual saat hamil disebut juga morning sickness. Namun, berbeda dengan namanya, keluhan ini tidak hanya muncul pada pagi hari, tetapi juga pada siang maupun malam hari. Bahkan, sebagian ibu hamil dapat mengalaminya sepanjang hari."

"Mba nggak perlu khawatir karena rasa mual biasanya terjadi pada awal masa kehamilan, yaitu dari usia kehamilan 1–9 minggu atau trimester 1-3. Pada dasarnya, mual selama hamil dapat menghilang dengan sendirinya di usia kehamilan 14 minggu."

"Saya akan menulis resep dan memberikan anda obat untuk pereda mual juga jadi rasa mual yang datang bisa berkurang" jelas dokter pada Agnes dengan perlahan karena ini merupakan kehamilan pertamanya.

"Terimakasih dok, saya akan mendengarkan semua saran dan masukkan yang diberikan oleh dokter" ucap Agnes dengan mengelus perutnya yang masih datar.

Dokter Mira hanya tersenyum pada Agnes dan meminta suster untuk segera merapikan tempat pemeriksaan kemudian membantu Agnes untuk berjalan menemui Lulu yang masih di ruangannya.

Lulu yang melihat kedatangan dokter dan Agnes pun segera bertanya "Bagaimana dok dengan hasil pemeriksaannya?".

"Positif Bu Lulu dan saat ini ada 2 janin yang sementara berkembang" ucap Dokter Mira dengan tersenyum tulus.

Lulu yang masih mencerna informasi yang diberikan dokter seketika tercengang dan bertanya untuk memastikan "Benarkah dok?"

"Ia Bu dan ini adalah resep untuk vitamin dan obat untuk pereda mualnya tolong untuk dikonsumsi sesuai dengan aturannya ya Bu dan nanti bisa kembali lagi untuk melakukan pemeriksaan setelah kandungan genap 3 bulan untuk melihat perkembangannya " jawab dokter Mira dengan memberikan kertas resep pada Lulu.

"Baik dok, kalau gitu kami permisi dulu dok" ucap Lulu kemudian berdiri dan memberi isyarat pada perawat yang menjaga Agnes untuk membantunya.

William yang berada di kantor cabang di Hongkong tiba-tiba merasakan pusing yang luar biasa dan mual-mual namun tak sampai mengeluarkan isi perutnya. Henry yang 24 jam di samping William menjadi bingung apa yang terjadi dengan tuannya pasalnya setelah meeting selesai kondisi tuannya berubah.

"Henry cepat panggil dokter kesini" perintah William yang tak sanggup merasakan pusing yang luar biasa seakan seluruh ruangannya menjadi bola dunia yang berputar-putar.

"Baik tuan tunggu sebentar" ucap Henry kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi dokter perusahaan.

Setelah menunggu beberapa saat terdengarlah suara ketukan pintu dari luar ruangan William. Henry dengan sigap segera melangkah untuk membukakan pintu dan melihat dokter perusahaan dari balik pintu kemudian mempersilahkannya untuk masuk dan menunjukkan ke arah sofa dimana William berada.

"Maaf tuan saya lakukan pemeriksaan dulu" ucap dokter perusahaan yang langsung segera mengeluarkan peralatan medisnya untuk melakukan pemeriksaan.

Selesai melakukan pemeriksaan sang dokter berucap "Tuan kondisi anda baik-baik saja tidak ada terjadi masalah apapun".

"Baik-baik bagaimana? Saya merasakan pusing yang luar biasa dan merasakan mual namun tak sampai muntah" Jawab William tak puas dengan hasil pemeriksaannya.

"Sejak kapan anda merasakan hal ini tuan?" tanya dokter tampak berpikir.

"Baru saja setelah selesai meeting pagi ini" ucapnya acuh dengan suara masih kesal.

"Apakah teman dekat tuan ada yang hamil?" tanya sang dokter pelan karena sepengetahuan semua orang dalam perusahaan utama maupun cabang bahwa bos mereka belum menikah.

"Hamil?" tanya William dengan alis yang berkerut.

"Ia tuan, karena untuk saat ini bisa dipastikan anda mengalami yang namanya sindrom kehamilan simpatik" ucap dokter mendiagnosa.

"Apa itu?" tanyanya lagi dengan memicingkan matanya penasaran.

"Jadi sindrom kehamilan simpatik ini dapat membuat tuan sebagai suami atau teman dekat mengalami mual, kram, pusing dan gejala kehamilan lainnya. Biasanya, sindrom ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang setelah bayi lahir" jelas dokter dengan detailnya.

"Saya akan memberikan resep obat untuk meredakan mual dan pusing, silahkan dikonsumsi sesuai aturan tuan" tambahnya dengan memberikan kertas resep pada Henry yang berdiri tepat di samping dokter.

Henry mengambil kertas resep tersebut, namun sebelum merespon dokter ponselnya berbunyi dan saat melihat ID si pemanggil adalah Lulu, ia pun izin untuk berpindah tempat untuk merespon panggilan tersebut.

"Hallo Lulu" sapa Henry saat panggilannya telah terhubung.

"Hallo Hen, saya punya kabar gembira untuk tuan" ucap Lulu dengan senyum yang merekah.

Henry yang penasaran bertanya dengan alis yang berkerut "Kabar apa?"

"Tuan akan segera memiliki anak kembar, kami telah melakukan pemeriksaan ke dokter pagi ini" ucap Lulu masih dengan tersenyum.

"Ah, apa jenis kelaminnya?" tanya Henry dengan polos karena apapun yang terjadi Henry masih jomblo dan belum pernah merasakan momen kehamilan.

"Apa kamu berubah menjadi bodoh Henry?" tanya Lulu dengan nada datar terhadap respon Henry.

"Apa ada yang salah?" jawabnya dengan nada tak terima dengan respon Lulu.

"Mana mungkin untuk saat ini kita tahu jenis kelaminnya karena masih kecil, nanti setelah 3 bulan baru tahu perkembangannya" jelas Lulu dengan kesal pada Henry.

"Oh ok saya akan sampaikan ke tuan segera" jawabnya kemudian mengakhiri panggilan tersebut kemudian berbalik dan melangkah ke arah tuannya.

"Baik Tuan jika tak ada lagi pertanyaan saya permisi balik ke rumah sakit dulu tuan" pamit dokter perusahaan pada William dan Henry.

"Baik, Terimakasih dok" ucap William kemudian mengangguk.

Henry mengantarkan dokter sampai depan pintu ruangan kemudian menutup pintu tersebut dan melangkah ke arah William untuk menyampaikan informasi yang di berikan oleh Lulu.

"Henry ayo kita pulang dan segera tebus obatnya, saya ingin beristirahat" ucap William saat melihat Henry yang berjalan ke arahnya.

"Baik Tuan, namun saya ingin menyampaikan informasi dari Lulu tuan" ucap Henry yang membuat William berhenti bergerak untuk bangun dari sofa dan mengubahnya dengan posisi duduk.

Henry yang tidak mendengar respon dari William pun melanjutkan perkataannya "Nona itu sedang hamil anak tuan dan dari hasil pemeriksaan pagi ini ia mengandung anak kembar tuan namun untuk jenis kelaminnya masih belum diketahui nanti 3 bulan kedepan akan dilakukan pemeriksaan kembali untuk mengetahui perkembangannya tuan"

"Baiklah, ayo jalan" ucapnya kemudian berdiri dan melangkah untuk keluar ruangan dengan senyuman sekilas dari wajah tampannya.

'Wanita itu boleh juga sekali mengandung 2 orang' batin William dengan perasaan senang namun perasaan itu hilang dengan sakit kepala yang ia rasakan.