Di antara gemerlap bintang-bintang buatan kota Nancy berusaha menentang frustasi yang meraja dalam jantung. Tidak mau, pun merasa tak pantas untuk selalu meneguk pahit yang nyata dan tak bisa dia rekayasa. Kehidupan. Tapi malam ini dia harus buat semuanya jadi lebih baik dari sekedar terlalu manis.
Spedometer menuntut jarumnya ke angka 170. Detak demi detak, tetap tempo demi tempo, gerak demi gerak, kilasan demi kilasan, jam demi jam, helaian demi helaian, Nancy menyentuh sesuatu yang didefinisikan sebagai sesuatu yang manis.
Sebenarnya terpaksa dia definisikan sebagai manis. Menguatkan mata untuk melihat ihwal yang sama sekali tak bisa melewati hakikat rasa manis tapi dipaksa menjadi manis. Lekuk-lekuk itu, dentuman musik itu, rasa-rasa dari botol-botol mewah yang dijadikan penghapus beban dalam beban pikiran. Tidak, mungkin bisa dikatakan lebih dalam dari itu, beban dalam hati.
