Keesokan harinya, Maya sudah menikmati udara pagi di tanah kelahirannya bersama dengan ayah dan juga Haris. Sementara ibu Lidya sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi untuk mereka semua.
Maya dan kedua pria yang dicintainya berjalan menyusuri jalanan setapak menuju persawahan yang tidak jauh dari rumah. Hamparan tumbuhan padi nan hijau mampu memanjakan mata. Tentu saja pemandangan itu sudah tidak pernah dilihat oleh Maya lagi setelah dia menikah. Karena itu setiap dirinya pulang ke rumah kedua orang tuanya, Maya selalu menyempatkan diri untuk menikmati apa yang tidak pernah lagi ia dapat lakukan.