Semenjak mereka kembali ke istana Lihua tidak pernah bertemu dengan Zhen lagi. Entah dimana pria itu berada, Lihua tidak berniat untuk mencari.
Lihua masih sama. Masih menghabiskan waktunya dengan bermalas-malasan dan tidur sepanjang hari. Sebenarnya semua itu Lihua lakukan untuk menghilangkan kegelisahan hati nya.
Para dayang menarik nya keluar, memaksanya untuk menikmati angin musim semi. Lihua mengenakan pakaian putri kekaisaran yang menunjukan posisi nya sebagai putri kandung permaisuri. Rambut nya yang biasa terikat rapih, sekarang dibiarkan terurai dan diberikan hiasan sederhana.
Langkah nya membawa Lihua ke baliriung, ia bosan dan butuh hiburan. Mungkin saja menganggu kaisar akan menyelamatkan mood nya hari ini. Tanpa basa-basi Lihua membuka pintu dan masuk kedalam, mengabaikan tatapan kagum dari menteri yang berkumpul disana.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya pangeran Lijuan berdiri.
"Bosan?" Sahut Lihua duduk di kursi sebelah Lijuan.
Kaisar baozhai hanya membiarkan sikap kurang ajar Lihua dan melanjutkan diskusi nya. Keseluruhan rapat dewan istana itu sangat membosankan.
Suara-suara mereka terdengar tumpang-tindih dan saling menyela.
Ribut sekali..
"Yang mulia, hamba datang membawa hadiah untuk pangeran mohon untuk yang mulia menerimanya." Kata seorang menteri menarik perhatian kaisar baozhai. "Oh pangeran yang mana kau maksud?"
"Pangeran Zhen yang mulia."
Kaisar Baozhai menatap putri nya sekilas lalu kembali fokus pada percakapan. "Dan apakah hadiah itu?"
"Saya mempersembahkan putri hamba Yuer." Seorang nona muda melangkah masuk kedalam, memicu helaan nafas. Bagaimanapun pangeran Zhen adalah mantan tunangan putri Lihua, bagimana bisa dia selancang ini? Menghadiahkan putri nya sendiri tepat dihadapan sang putri yang dicintai oleh kakak dan kakak nya para audiens tidak tahu sebesar apa nyali dari mentri Yu ini
Kening Lihua berkerut samar saat melihat penampilan cantik dari gadis itu. Pangeran Lijuan sendiri menatap beralih-alih antara adik nya dan sahabat nya sendiri yang terlihat santai.
"Zhen kau menerima nya?" Kata kaisar pelan melihat reaksi Putri nya yang hanya diam di tempat nya.
Pangeran Zhen menatap Lihua tenang, lalu mengangguk. "Ya yang mulia."
Hancur sudah, Walaupun berusaha tenang tetap saja rasanya luar biasa.
Semua orang diam, menanti-nanti tanggapan Lihua. "Selamat pangeran Zhen." Ucap Lihua lalu diikuti oleh semua orang yang berada disana.
"Lihua.." tegur Lijuan.
Menoleh kearah Lijuan, Lihua tersenyum lebar. Tak ada sorot sedih, kemarahan, atau apapun diwajahnya. Lihua menyimpan perasaan nya baik-baik, dan tak menampakan nya pada siapapun.
"Kakak tidak perlu khawatir karna aku baik-baik saja." Kata Lihua bangkit lalu berjalan ke tengah-tengah baliriung menghampiri putri menteri, yang mungkin akan segera menjadi selir Zhen.
"Semoga beruntung." Kata Lihua melewati gadis itu dan keluar dari baliriung dengan senyuman yang masih terukir diwajahnya.
•••
Lihua duduk di paviliun, menyenderkan tubuh nya pada bantal-bantal sutra yang dingin, sementara ia membaca sebuah novel romansa di zaman ini.
Cerita yang memuat tentang sebuah kisah cinta antara putri raja yang jatuh cinta dengan pangeran dari kerajaan musuh. Cinta yang terhalang oleh tembok tinggi kekuasaan dan dipaksa untuk saling melupakannya.
"Pada akhirnya nya putri ini dinikahkan oleh seorang bangsawan lain danmemilih untuk mati bunuh diri dimalam pertama nya." Lihua mengangguk-angguk membaca keseluruhan cerita, akhir yang cukup menyedihkan untuk sang putri namun tidak dijelaskan lebih lanjut tentang apa yang terjadi pada pangeran.
"Ini cukup tragis. Apa aku juga menjadi penulis saja disini?" Sedetik kemudian Lihua langsung menolak ide itu, "Tidak, itu merepotkan."
Semilir angin berhembus lembut, menggoyangkan dahan pohon ringan.
Jika diingat-ingat lagi Lihua jadi kesal sendiri dengan ketidakpendirian nya ini.
Kalian pasti bertanya-tanya mengapa Lihua membiarkan pangeran Zhen mengambil seorang gadis? Jawaban nya adalah karna Yuer adalah wanita yang sama, yang akan menariknya kedalam kematian di akhir cerita.
Pertama kali melihat nya saja Lihua telah menyadari siapa wanita dihadapannya itu. Yuer adalah selir kehormatan yang diangkat oleh Guanxi karna terpikat oleh kecantikan nyaSesuatu di dalam diri Lihua terasa meluap, keinginan untuk menghabisi wanita itu begitu menggoda.
Disini wanita berperang untuk mendapatkan pria, sedangkan Lihua akan membalas kematian nya dengan kontan.
•••
Lijuan terlihat sangat marah pada sahabatnya yang masih tidak berekspresi.
"Kau main-main pada adikku hah?!" Teriak Lijuan menarik kerah pakaian Zhen seakan-akan tidak sabar untuk menonjok nya. "Kau telah menodai adikku! Bahkan menandainya sebagai istrimu! Bagimana bisa melakukan ini padanya?!"
"Adikmu yang memintaku." Sahut Zhen malas.
Lijuan menggerenyit, "apa?"
"Lihua yang memintaku mencari wanita lain."
"Lalu kau menurutinya?! Kita semua tahu jika adik perempuanku itu setengah sinting." Lijuan mendorong tubuh Zhen kasar, ia memijit kening nya yang terasa pening. "Aku merasa dewa telah mamangkas setengah umurku karena sifat kalian ini!"
"Kau akan menikahi gadis itu? Atau menjadikanya gundikmu?" Tanya Lijuan lagi yang kini mundar-mandir di ruangan nya.
Tak ada sahutan..
Membuat kepala Lijuan makin sakit.
Ia sangat ingin berteriak pada patung dan gadis keras kepala yang merupakan sahabat dan adik perempuan nya ini.
"Kau tahu Zhen, aku menganggapmu sebagai sahabatku jadi aku tidak ingin berkonfrontasi denganmu. Tetapi ini menyangkut adikku, jika kau hanya ingin main-main maka lupakanlah karena aku akan membunuhmu pada saat itu juga."
Kata Lijuan langsung meninggalkan Zhen dengan pintu yang terbanting kuat dibelakang nya.Saat ini Lijuan mencari keberadaan Lihua dikediaman gadis itu. Semua orang yang melihat nya langsung menunduk dalam dan gemetar saat merasakan aura gelap disekeliling.
Ketika menemukan Lihua tengah bersantai di paviliun nya, Lijuan langsung duduk disebelahnya dan menarik lengan Lihua. "Ulurkan tanganmu."
"Untuk apa?" Tanya Lihua heran.
"Jangan banyak tanya." Lijuan menarik tangan kanan Lihua dimana gelang Jade pemberian Lijuan masih terpasang. Ia berusaha melepaskan gelang itu sampai menyisakan bekas merah pada pergelangan tangan Lihua.
"Kenapa tidak bisa terlepas?" Gumam Lijuan mendapatkan tatapan penuh kesal dari Lihua. Ketika Lijuan akan melakukan nya lagi, Lihua telah lebih dulu menarik tangan nya.
"Sudah cukup! Tanganku sakit!"
"Kau harus melepaskan benda itu Lihua!"
"Kenapa memang nya?"
Lijuan meraup wajahnya kesal. "Kau harus melepaskan benda itu jika ingin menikah."
Lihua semakin bingung, "lalu apa masalahnya?"
"Aku tidak ingin mengatakan nya." Lijuan tidak mau mengatakan yang sebenarnya pada Lihua, tidak ingin menyakiti Lihua. Lihua tidak tahu apa yang menyebabkan kakak nya uring-uringan seperti sekarang, tiba-tiba saja meminta yang untuk melepas gelang pemberian Zhen begitu dia tiba. tampak nya berat badan Lihua naik karena sebelumnya gelang ini bisa terlepas dengan mudah tetapi sekarang terasa menyangkut diantara pergelengan tangan nya.
Ikut pusing dengan suasana hati Lijuan Lihua melembaikan tangan nya acuh sambil membalik badan. "Aish, sudahlah kak, berhenti bersikap aneh. Aku ingin tidur siang dan jangan mengganggu!"