Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Bad Hero

🇮🇩auuji_rell
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.3k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - [bingung dengan dengan perasaan sendiri]

Terlihat seorang remaja laki² berumur 13 tahun duduk di kasur sedang menonton tv.

Tv sedang siaran langsung persidangan masalah perlecehan yang baru saja terjadi akhir akhir ini.

"Yang saya pertanyakan pak kenapa pelaku dikasih cuman beberapa BULAN penjara sedangkan korban butuh bertahun tahun untuk sembuh dari trauma?!?!? " Sang ibu dari korban mengatakannya dengan tegas.

Ibu itu melemparkan kertas surat perdamaian ke meja dan melihat ke hakim dengan tatapan sinis "Apa apaan ini? Hah! Saya tidak akan menandatakan ini selama pelaku mendapatkan hukuman yang pantas!" Salah satu hakim menghembuskan nafas "hukuman pantas seperti apa?" Hakim itu bertanya.

"Hukuman seberat beratnya." Ibu itu jawab tegas lagi.

" Ya mari kita dengarkan dulu apakah pak eko ada sesuatu untuk diomongkan?" Hakim melihat ke sang pelaku pelecehan.

" Saya ingin menyelesaikan masalah ini dengan cara menikahkan anak ibu dan saya harap ibu bisa setuju dengan surat damai" pelaku itu senyum seperti tidak punya dosa.

Ibu korbannya langsung marah besar " HAH? MENIKAHI ANAK SAYA! PERTAMA TAMA ANAK SAYA DI PERKOSA OLEH ANDA! DAN ANDA KIRA DENGAN MENIKAHINYA MASALAH INI SELESAI?!?? ANDA LEBIH BAJINGAN DARIPADA JIN! " Ibu itu teriak marah sekali.

'beep' tv dimatikan.

remaja tadi tanpa sadar meneteskan sedikit air mata ia menyadari ia menangis dan mengelap air matanya.

"Dunia kejam yah...." Kata remaja yang bernama azriel francis.

Aslinya ia tidak suka menonton yang seperti itu tapi karena dia tidak punya kerjaan dan akhirnya melihat berita.

Dia tau betapa kejamnya manusia dan betapa seramnya dunia ini aslinya,tapi ketika ia ceritakan ke orang² mereke hanya menjawab "kau terlalu muda untuk mengetahui itu" apakah umur membatasi kita untuk mengetahui sesuatu?.

Azriel berdiri dan mengambil kanvas dan alat alat gambarnya ia memakai apronnya dahulu dan mulai menggambar di atas meja khusus buat dia menggambar.

Setelah beberapa jam menggambar akhirnya ia selesai juga.

"Wahh akhirnya lukisan ku sudah selesai!" Dia merasa bangga dan tiba tiba ada suara yang membisik "hah?kau bangga melukis itu" bisikan itu tertawa "apa kau tidak malu?menggambar itu?apa yang akan orang pikirkan jika ia melihat gambaran mu?kamu pantas di ejek" azriel marah tapi tidak bisa apa apa ia melihat ke atas dindingnya.

Kesunyiaan malam sangatlah berisik di telinganya rasa bangga yang ia rasakan sudah hilang.

"Az?" Ibunya mengetuk pintu kamarnya "iya mah?" Ia menjawab.

"Ibu mau keluar dulu yah sayang" azriel langsung membukakan pintu "oke mah,aku nitip bakpao coklat yah" mamahnya senyum hangat dan langsung pergi.

Sunyi.

Seluruh rumah menjadi sunyi.

Azriel membenci kesunyiaan ini.

Ia melepaskan apronnya dan membuang lukisannya ke tong sampah.

Dia tiduran di kasurnya dan hanya bisa tertawa sedih "aku payah yah?...".

pikirannya berantakan dan kemana mana dan kepalanya mulai terasa sakit azrielmenoleh ke jam ternyata sudah jam 9 malam dan ia merasa capek.

Anak itu menutup matanya dan pelan pelan tertidur dengan lelap sambil memeluk boneka penguinnya.

{in azriel mind}

aku bukan pemalas... aku hanya tidak ada motivasi untuk berinteraksi dengan siapa pun, di dalam diriku rasanya hampa sekali. Aku bukannya tidak mau melakukan ini atau itu aku hanya berpikir tidak ada gunanya kan?.

apa yang aku rasakan????

apakah sedih, kecewa, marah, frustasi, capek?

apa yang sebenarnya aku rasakan?

aku bingung, bingung dengan perasaan ku sendiri.

rasanya ada orang orang berbeda di diriku...

apa yang bisa kau lakukan??.

apa gunanya aku disini?ku bingung ku bingung kubingung!!!

{end of azriel's mind}

'cekrek' suara pintu dari kamarnya terbuka dna terlihatlah sosok ibunya yang datang dengan membawa kotak makanan berisi 3 bakpao coklat ibunya senyum melihat anaknya tertidur pulas dan menaruh makanannya di meja anaknya dan dia mendekati azriel setelahnya dia mencium keningnya berbisik "tidur yang nyenyak... anakku...".

kata terakhir dari ibunya sebelum keesokan harinya meninggal.