Di kegelapan malam dan di tengah pesta yang sedang berlangsung meriah di bawah sana. Jika orang-orang sedang berpesta dan berdansa . berbeda dengan Rachel, wanita itu sedang menghadapi pria yang baru saja mengatakan perasaan nya padanya dan begitupula sebaliknya. Ada rasa sesak yang di alami Rachel saat mengetahui fakta jika cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan. Mengetahu fakta jika Seseorang yang selama ini di smebunyikan nya di dalam lubuk hatinya baru saja mengutarakan perasaan nya pada Rachel. "lalu, kenapa kau mau menikah dengan pria yang sama sekali tidak kau cintai, Rachel. Smeua itu tidak akan membuatmu Bahagia."
Rachel menatap Rafa sambil tersenyum. "Ini permintaan orang tuaku. Dan aku tidak ingin membuat mereka kecewa jika aku tidak menikah dengan nya."
Rafa langsung memegang tangan Rachel. "Jika mereka tahu bahwa putrinya mencintai pria lain?."
Rachel melepas pegangan dan masih tersenyum ."Nenek ku juga menginginkan ini dan aku tidak bisa menolak nya karena penyakitnya. Mau bagaimanapun nenek ku yang merawatku selama ini. aku tidak bisa merenggut kebahagian nya"
Rachel sangat mengingat betul apa yang di katakan nenek nya pada nya. kenahagiaan nenek adalah kebahagian orangtua yang menginginkan anak nya menikah dengan seseorang yang sudah di tetapkan untuk nya dan Rachel tidak bisa menghilangkan kebahagian itu hanya karena rasa cintanya pada seseorang.
"Aku berjanji untuk membuat nenek Bahagia dan kedua orang tua ku yang berada di atas sana."Rachel melangkah ke depan jendela dengan tatapan sendu. "aku akan mengorbankan perasaanku, Rafa."
Rafa menggeleng lalu berjalan, ia memutar tubuh Rachel dan membuat kedua tangan nya meremas bahu Rachel kasar ." Tidak, Kau tidak bisa menikah dengan nya jika tidak mencintainya, Rachel. Sebelumnya aku berpikir jika aku harus mengatakan ini untuk membuat perasaan ku menjadi lega. Tapi nyatanya tidak!."
Rafa menatap mata rachel dengan tatapan berbeda. Ada emosi yang dapat di rasakan dan dilihat Rachel dari mata Rafa yang berbeda dari biasanya. "Aku tidak menyangka jika kamu juga merasakan hal yang sama, aku berpikir dengan mengatakan perasaanku akan membuatku sedikit lega. Tapi tidak, Kau justru membuat aku harus mempertahankan perasaanku lagi. Rachel!."
Rachel melepaskan tangan Rafa lalu menatapnya. "Maafkan aku, Tolong, lupakan semua ini—
"Tidak!," Ucap Rafa penekanan. "Jika kau mau melupakan ku lakukanlah. Tapi, jangan memaksaku untuk melupakan mu. Rachel,"
Rachel benar-benar bingung dengan keadaan ini, terlebih lagi suasana semakin canggung dan larut dalam emosi masing-masing membuat mereka berdua tidak bisa mengatakan apapun lagi untuk penjelasan. Rachel yang Sudah berusaha untuk membuat Rafa melupakan nya. justru membuat Rafa semakin bertekad dengan keinginan nya. Rachel berpikir jika semua ini tidak akan terjadi jika ia juga tidak mengatakan perasaan nya terhadap Rafa. Semulanya rafa yang ingin melepaskan hatinya kini membuatnya harus memperjuangkan cintanya lagi.
Rafa menarik nafas pelan, lalu meletakan satu tangan nya di pipi Rachel. "Aku akan berjuang meskipun aku tahu hasil yang akan aku dapatkan nanti akan sangat menyakitiku, Rachel. Tapi aku akan menunggu sampai kau dan dia sama-sama menyadari .. jika pernikahan kalian tidak akan Bahagia." Rafa tersenyum tipis sambil mengusap perlahan bagian bawah mata Rachel yang sembab akibat menangis. Kedua mata Rafa memandnagi setiap inci wajah Rachel.
"Kamu sangat cantik,"
Rafa memperhatikan setiap inci wajah Wanita yang berada di depan nya sekarang. Sangat cantik, memiliki wajah yang sedikit tirus dan pipi yang selalu menggembul saat makan. Hidung yang mancung, bulu mata yang lentik, bentuk mata yang indah dan hal yang paling menarik perhatian Rafa adalah bibir berwarna merah jambu yang membuat Rafa berpikir ingin merasakan nya.
Rafa menatapnya sayu. mendekatkan Kembali jarak mereka, mempertegas dominasinya sembari pria itu mendekatkan wajahnya ke Rachel hingga jarak wajah mereka sangat dekat. Rachel meremas gaun nya saat Rafa mulai menghilangkan jarak dan mendekatkan wajah mereka. Rafa memiringkan kepalanya dan hembusan nafas panas bisa di rasakan Rachel.
Merasa jarak mereka sudah berbahaya. Rachel melangkah mundur saat bibir mereka hampir bersentuhan. "M-maafkan aku, aku harap kamu bisa mendapatkan wanita lebih baik lagi daripada aku," Rachel membuka pintu lalu keluar meninggalkan Rafa yang masih berdiri di tempatnya.
Rafa menatap lurus melihat ke arah pintu yang masih terbuka yang baru saja di lewati Rachel. Rafa sempat terdiam selama beberapa detik. Otaknya masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.
Semuanya begitu mendadak, tidak akan menyangka hal seperti ini akan terjadi. Saling mengutrakan perasaan masing-masing. Rafa masih berdiri di tempat. "Kau terlalu baik buat pria itu, Rachel."
-
-
-
-
Rachel tidak tahu kenapa ia berlarut dalam pembicaraan dengan Rafa tadi. Mengapa ia mengatakan semuanya. Semuanya kacau, siapa menyangka Mereka berdua ternyata saling mencintai? Tidak mustahil. Tetapi alangkah baiknya jika Rachel tidak mengatakan perasaan yang ia rasakan untuk Rafa.
Rachel berlari pelan setelah keluar dari kamar rafa. Dengan berjalan sedikit terburu-buru. Rachel berjalan menerobos orang lain dan tidak sengaja menyenggolnya untuk mencari monica dan memintanya untuk mengantarkan nya pulang. Semuanya kacau, rachel tidak bisa terus di tempat yang sama dengan Rafa karena mereka berdua memiliki perasaan yang sama.
Hal yang paling di takutkan Rachel adalah Vante. Ia tidak ingin jika pria itu tahu apa yang terjadi padanya barusan. mau bagaimanapun Rachel ingin menjaga perasaan suami nya kelak dengan mengorbankan perasaan nya adalah hal yang terbaik menurut Rachel. Karena itulah Rachel lebih memilih untuk menghancurkan perasaan nya Pada rafa dan ingin menjaga Apa yang harus di jaga. Meskipun sakit, Rachal akan memilih Vante meskipun pernikahan mereka di dasarkan dengan keterpaksaan.
"Monica, aku ingin pulang." bisik nya ke samping telinga. Karena suara music kencang. Rachelharus berteriak ataupun berbisik agar suara nya terdengar.
"Apa?! tapi, pesta baru saja di mulai." Jawab Monica teriak.
"Aku ingin pulang, aku pusing melihat lampu-lampu ini." Bohong Rachel agar bisa pulang.
Monica mengangguk percaya, ia tahu jika Ini adalah pertama kalinya Rachel menghadiri Pesta seperti ini. dan ia memakluminya. "tapi mobilku baru saja di bawa Jimin! Aku tidak bisa mengantarkan mu pulang." Mobil monica di bawa oleh Jyin. Katanya dia ingin membeli sesuatu di luar, tapi pria itu malah memakai mobil monica untuk mencari sesuatu di luar. Biasa, pria itu ingin menguji mobil yang baru saja diberikan Vante beberapa waktu lalu.
Rachel Nampak berpikir untuk menyetujui usul Monica. "hm, baiklah.. dimana dia sekarang?." Tanya rachel setuju. Pasalnya Rachel tidak merasa canggung dengan Vante karena ia sudah sering bertemu dengan pria itu. ia juga berpikir seharusnya lebih mengenal Vante mulai sekarang.
"Kamu pergilah di mini bar di sana, dia sedang Bersama Kakak jyin."
Tanpa berpikir Panjang. rachel berjalan menuju tempat yang di tunjuk Monica. Mengangkat sedikit gaun dan berjalan sedikit terburu-buru. Takut jika Rafa akan muncul tiba-tiba di depan nya. "Itu dia." Gumam nya melihat Rafa tengah duduk di samping Jyin.
Rachel bergegas menghampiri Vante untuk memintanya mengangtarkan nya pulang. Sayangnya ada sesuatu yang membuat Langkah Rachel berhenti saat mendengar sesuatu keluar dari mulut Vante. Hal yang sangat melukai harga dirinya sebagai Wanita dan juga merendahkan keluarganya.
"Rachel…" Gumam Jyin memalingkan badan nya terkejut melihat rachel tengah berdiri di belakang mereka dengan air mata yang mengalir deras.
Vante memalingkn tubuhnya, Mata tajamnya menatap Rachel tengah berdiri. Ia menarik sudut bibirnya ke atas lalu tersenyum.