Saat di perjalanan menuju Kantor, Vance tidak bisa berpikir jernih karena Rachel yang saat ini berada di rumah nya. Ada perasaan yang bimbang dan takut yang tengah ia rasakan. Tentu saja semua nya karena Vera. Ia takut jika Vera akan Kembali saat diri nya sudah menikah dan akan kecewa dengan nya. dan Beberapa minggu lalu, aku merasa jauh lebih baik saat mengetahui sedikit di mana Vera terakhir di lihat.
Rasa nya baru beberapa hari aku senang setelah mendengar kabar tentang kekasihku, ya. Meskipun semua nya masih belum jelas, Tentu saja aku senang pencarian ku maju selangkah meskipun masih abu-abu.
"Aku akan tetap mencintai kamu, sayang. Aku berjanji." Gumam Nya sambil mendengarkan musik mersenandung sedih di radio.
-
-
-
-
Selama beberapa jam berada di rumah ini, aku tidak merasa canggung lagi. Sebba, Nenek ku dan paman ku datang dari desa untuk bertemu dengan calon besan nya. itu lah yang di katakan nenek padaku barusan.
Bagaimana ekspresiku? Tentu saja aku terkejut meskipun aku tahu jika kedaangan nenek dan paman ku kemari itu sudah membuktikan jika perkatan Vante, jika aku adalah calon isteri nya adalah benar.
"Bagaimana, Rachel? Apakah kamu mau menerima menikah dengan putraku, Vance?." Tanya Celina bertanya pada ku.
uhuk
Aku yang sejak tadi minum di buat tersedak dengan pertanyaan Ibu dari Monica. Nenek ku menyenggol ku dan tertawa pelan. "Ah, untuk apa dia menolak nya.. bukan kah dia sejak kecil ingin sekali menikah, haha" Tawa Nenek ku membuat ku malu.
Mereka semua tertawa. Termasuk Nenek Vance. "Benar, aku ingat bagaimana cucu mu itu meminta menikah saat berusia 7 tahun.."
"AKLu tidak tahu kenapa dia ingin menikah pada waktu itu, Ah, mungkin melihat kedua orang tua nya memperlihatkankasih sayang ke pada nya.." Jawab nenek ku sambil tertawa.
Sedangkan Aku? Aku malu dengan pembicaraan ini, Aku di permalukan sekarang. M mau bagaimana pun juga semua yang terjadi waktu itu karena aku masih kecil, aku tidak menyangka jika ucapan ku dulu akan berdampak pada masa remaja ku. menikah dengan seseorang yang Sudha di tetapkan untuk ku. bahkan aku tidak mengenal nya.
Apa aku bisa membatalakan perjodohan ini?
Semua ini hanya lah perjodohan dari para Kedua wnaita tua ini, dan aku menjadi korban untuk itu. ya, meski semua nya tidak sepenuh nya salah mereka. Aku lah yang dulu meminta menikah bukan. Tapi, tetap saja semua yang ku katakan dulu adalah hal yang dulu…
Ingat! D u l u
"Baiklah, Ayah akan menyiapkan pernikahan kalian dalam waktu dekat." Jawab Pria di depan Ku. Dia adalah kepla keluarga di rumah ini.
Tunggu?
Mereka serius tidak menanyakan pendapat ku yang akan menikahi cucu mereka? Ini tidak bisa, aku adalah Wanita yang pemalu di luar, tentu saja aku juga berani di luar juga.
"Hm, a-anu…"
Aku mengangkat tangan ku minta di perhatikan. Dan mereka tidak memperhatikan ku? aku? Aku yang berperan penting dalam situasi sekarang dan mereka tidak melihat ku yang sejak tadi mengangkat tangan dan berusaha mengatakan sesuatu dengan gagap.
"Ada apa, rachel? Apa yang ingin kau tanya kan?" tanya San hee yang melihat ku.
"Aku ingin mengatakan sesuatu.." mereka semua yang sejak tadi sedang mengobrol dan membicarakan masalah pernikahan seketika menoleh kea rah ku dan menatap ku penasaran. Terkecuali nenek ku yang menatap ku tajam.
Nenek mendekatkan wajah nya lalu berbisik. "berhenti mengacau, Tinggal diem aja udah." Bisik nya membuat ku menghela nafas kasar.
Sejujur nya bisa saja aku menjawab bisikan wnaita tua di samping nya iuni, hanya saja aku harus menjaga sikpa di depan orang yang baru saja aku temui.
"Rachel…" panggil Celina sambil tersenyum.
"Aku tahu kamu sekarang bingung dengan semua ini, Kau baru saja kemari dan harus menerima fakta jika kau akan menikah dengan putra ku, Kamu bisa saja membatalkan pernikah ini jika kamu mau, Rachel…
"Tapi, perlu kamu ketahui jika orang tua kamu lah yang menginginkan hal ini.." sambung celina lagi.
Ia lalu berdiri dan menghampiri Calon menantu nya itu dengan senyuman. Aku berdiri dan nyonya Celina memegang kedua tangan ku. "Ini permintaan kamu waktu kecil kan? Dan semua nya akan terjadi, Semua ini juga keinginan kedua orang tua mu untuk masa sekarang, mereka ingin kamu menikah di umur kamu yang Sudah menginjak dewasa…
Celina mengisap kepala ku dengan senyuman tulis. "Kamu akan kami anggap sebagai putri kami sendiri..
"Tapi aku tidak mencintai, Vante" Jawab Rachel memberanikan diri.
"Cinta akan tumbuh seiring berjalan nya waktu, sayang.. ". Celina terdiam bebrapa saat memikirkan sesuatu. Ia baru ingat jika Vance sudah memiliki kekasih dan sangat mencintai Wanita itu. dia adalah Vera.
"Aku yakin vante akan melupakan kekasih nya jika menikha denganmu..
"kekasih? Jadi vante sudah punya pacar? Kenapa dia harus di jodohkan dengan ku?" tanya Rachel terkejut.
Tentu saja aku bingung, Vance yang sudah memiliki kekasih akan di jodohkan dengan ku? kenapa? kenapa harus di jodohkan sedangkan Vance sudah memiliki kekasih?
"Wanita itu!, dia sudah meninggalkan adik ku yang malang saat menjelang hari pernikahan.. " San hee tiba-tiba berdiri dengan wajah yang memerah padam.
Melihat keadaan sudah di luar keadaan. Nenek mulai menghela nafas kasar. " Diam! Sebaiknya kita tidak membahas masalah ini, BIar aku yang akan memberitahu nya." Sahut Wanita tua yang tengah memegang tongkat kayu berawarna coklat.
"Sebaik nya kita tidak merusak suasana, sayang.."
"Tapi, Marvel.."
Marvel adalah ayah dari Vante. Dia juga sekaligus suami dari celina. "biarkan Ibu yang menceritakan nya pada, Rachel… kita harus menikmati perayaan ini."
Celina mengangguk. "Maafkan aku, aku sudah melewati batas."
Celina Kembali duduk di tempat nya semula. Seketika semua nya canggung sekarang, setelah Celina menceritakan Vance yang Sudah memiliki kekasih membuat nenek ku hanya diam sama hal nya dengan paman ku. mereka berdua sudah mengetahui hal ini dan tidak memberitahui ku.
Sudah dijodohkan, dan aku bahkan tidak mengetahui apapun.
"Rachel.. ikut nenek ke kamar ya, Nenek akan menceritakan semua nya."
Aku hanya tersenyum canggung dan mulai melangkah mendekati Wanita paruh baya itu canggung.
"jangan tengang seperti itu, Aku bukan harimau yang akan memakan mu." Ucap Wanita paruh baya itu sambil tertawa. seketika ketakutan ku hilang. Aku mengganguk kepala ku tidak gatal. Sungguh, semua ini aku masih tidak terbiasa.
Aku berusaha untuk menerima semua ini, pernikahan, perjodohan dan tentu keluarga yang baru saja ia temui. meskipun aku tidak menyukai nya. setidak nya aku akan senang karena aku akan menjadi kakak ipar teman ku, Monica. ya, meskipun aku belum memutuskan sama sekali.
Tapi, bagaiman dengan pria yang akan di jodohkan dengan ku?
Aku harap semua nya berjalan baik.
aku harap...