Chereads / Endzone / Chapter 1 - Welcome!

Endzone

Azureath
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Welcome!

Selamat datang, [Player]!

Sebelum bergabung dengan [Special Scholar], kami akan menyimpan [Data] milikmu.

Pastikan kamu bersabar dalam proses ini!

Sebutkan [Nama] dan [Ras] milikmu!

Wah-wah!

Ini pertama kalinya sejak aku lulus dari [Individual Scholar] dan langsung merasakan sensasi Mendebarkan berada di Sistem [Metaverse] yang Terkenal di SS (Singkatan untuk Special Scholar).

Baiklah, ehem…

"Namaku [Rahadyan], Ras [Java]!"

[Data] #Dikonfirmasi!

[Status] #Top_25!

[Inherit] #Nihil!

Proses [Alternatif] dimulai, silahkan pilih [Asrama]!

1.> [Light]

2.> [Dark]

3.> [Shadow]

Sesuai Rumor!

Ternyata ketika masuk, [Alternatif] terbaik untuk seseorang akan ditunjukkan di Opsi <1.>

Teman-temanku menebak bahwa aku mungkin akan cocok di [Asrama] [Light].

Tapi sejak mendengar proses [Alternatif] ini ada, aku sudah memutuskan untuk bergabung dengan [Asrama] [Dark]!

Baiklah, apa jadinya jika pilihanku berbeda dari [Alternatif] terbaik?

[Rahadyan] memilih [Asrama] [Dark].

Sebelum melanjutkan, kami menawarkan [Alternatif] [Light] sesuai [Data] dari [Rahadyan] yang sudah #Dikonfirmasi!

Apakah [Rahadyan] yakin, atau memerlukan [Informasi] detail mengenai [Alternatif]?

Opsi:

1.> [Lanjut]

2.> [Informasi]

Wow!

Benar! Aku benar-benar ditawarkan untuk mempertimbangkan [Alternatif]!

Baiklah! Justru aku akan memilih sebaliknya, dan membuktikan [Asrama] pilihanku sendiri!

[Lanjut]

[Asrama] #Dikonfirmasi!

[Dark] #Dipilih!

Silahkan berjalan keluar kearah pintu didepan!

Selamat berusaha, [Rahadyan]!

Pintunya cuma satu, apa seluruh Pemilih [Asrama] melewati pintu ini dan memulai dari awal yang sama?

Silau!

Aku menoleh membiarkan pandangan mataku menelusuri seluruh bangunan ini.

Dan...Damn! Jadi ini [Kastil] milik SS!?

Mewah! Jauh lebih mewah dari punya IS (Individual Scholar)!

Kalo di IS, mereka bisa menampung 300 Pelajar di tahun pertama.

Tapi dilihat dari bangunan ini, [Kastil] SS sepertinya bisa menampung kira-kira 1000 Pelajar di tahun pertama!

Luas, Mewah, dan Megah!

Dan, beberapa Pelajar sudah berjalan, bahkan berkerumun kearah [Main Hall].

"Hai, Pecundang! Sepertinya kau sendirian.

Berjalan bersamaku dan jadi sebuah tim!"

Suara seorang cowok tiba-tiba muncul dari belakang.

Aku menoleh dan melihat kearahnya.

Seorang cowok dengan postur lebih tinggi dan berisi dariku melihat dan tersenyum kearahku.

Jadi... Pecundang yang dimaksudnya itu beneran aku ya...

"Namaku [Rahadyan], salam kenal!"

Aku menyodorkan tanganku kearahnya tanpa mempedulikan ucapannya barusan.

"Oh, jadi kau belum kenal aku? Makanya kau ingin mengenalku 'kan?"

Pria ini benar-benar percaya diri...

Ya sudahlah terserah.

Aku membalikkan badan dan mengabaikannya.

"Hey-hey... Tidak sopan sekali mengabaikanku! Dengar, namaku [Evan Victor Albio]! Sudah dengar 'kan?"

Degg...

3 Digit...

Nama 3 Digit adalah [Strata] tertinggi dalam [Ilmu Sosial].

Wajar sekali dia terdengar dan terlihat begitu percaya diri!

Tapi, sampai menyapaku yang belum dikenalnya, apa semua [Strata] tertinggi memang terkesan kesepian seperti dia ya?

"Ayolah, Evan... Bersikaplah biasa dan segera menyusul mereka! Apakah kamu nggak semangat di hari yang baru ini?"

Aku mengabaikan perkenalannya dan langsung menarik tangannya, benar 'kan?

Bayangkan kau sedang berada di Momen seperti ini!

Diterima masuk di Jenjang Pendidikan tertinggi di Dunia!

Lalu memilih sendiri [Asrama] tanpa syarat dan ujian apapun.

Bagiku sih, ini Momentum yang sangat Krusial!

"Senangnya! Kau kelihatan semangat setelah mendengar namaku kan, Rahadyan!"

Bagaimana sih caranya jelasin ke dia supaya kita lebih semangat mengejar ini?

~BUAKKK~

"Ugh..."

Setelah merasakan seseorang menabrakku dari arah kanan namun nggak berhasil membuatku jatuh, aku memastikan bahwa dia adalah seorang cewek karena bobot tubuhnya ringan.

"Kenapa kamu diam saja! Dasar Berengs*k!"

Loh-loh-loh!

Dia yang nabrak kok malah Marah-marah...

"Kenapa malah kamu yang marah sih..."

Aku menarik tangan cowok yang posturnya [Slim] ini dan membantunya berdiri.

"Menurut hukum [Geofisika], Harusnya kamu sudah jalan satu meter didepan dan aku nggak perlu nabrak kamu tadi!

Tapi kamu malah berhenti dan bikin aku jadi nabrak kamu!"

Setelah dibantu berdiripun dia masih ngeyel...

"Mikirmu kejauhan, harusnya kamu nggak berlarian disaat seperti ini..."

Aku mencoba menenangkannya dengan nada bicara yang kalem.

"Bisa-bisanya kamu sesantai ini! Gimana sih caranya ngejelasin ke kamu supaya lebih semangat mengejar ini!"

~Degg~

Jantungku seolah berhenti.

Baik cowok ini maupun Evan, cowok dibelakangku ini pasti menyadari bahwa aku terdiam sesaat.

Ini seperti [Instant Karma].

Barusan aku mencoba menjelaskan ke Evan 'Supaya kita lebih semangat mengejar ini?'

Apa ini cuma kebetulan?

"Kenapa kalian berdua terburu-buru begitu sih, buatku moment begini itu biasa aja lah..."

Evan tiba-tiba mengikuti obrolan kami

"Hah? Putra keluarga [Victor]!"

Cowok barusan menyebut nama tengah Evan...

Apa keluarga Evan memang setenar itu?

"Hooo! Baguslah jika kau sadar! Sepertinya Rahadyan harus banyak belajar darimu, [Player]!"

Evan menepuk pundakku dan menyebut kode [Player] karena nggak tahu ID atau Nama cowok ini.

"U...uhum... Na... Namaku [Charlotte Jew]!"

Seketika ia gugup memperkenalkan diri.

Cowok ini berasal dari Ras [Jew] yang langka...

"Wah! Kamu percaya diri sekali ya memperkenalkan Ras-mu, Charlotte!"

Evan benar, jarang ada orang yang terang-terangan menunjukkan Rasnya, kecuali dia berasal dari keluarga [Bangsawan] seperti Evan barusan.

Keluarga bangsawan memiliki [Privilage] untuk memberi nama anaknya terdiri dari 3 Digit.

Untuk menyembunyikan Identitas Keluarga bangsawan, biasanya mereka hanya menyebutkan Ras diakhir nama mereka, seperti Evan yang berasal dari ras Albio.

Hanya yang terlalu percaya diri seperti Evan yang berani mengungkap nama tengah [Victor] yang dimilikinya.

"Bi...bisakah aku bergabung dengan kalian?"

Charlotte tiba-tiba tertarik bergabung dengan kami.

Yah, kalo mendengar teman dengan nama 3 Digit yang berani mengungkap nama tengahnya sih pasti banyak yang tertarik bergabung.

"Hooo... menarik juga! Bagaimana, Rahadyan? Ayo kita bikin tim bertiga!"

Dan akhirnya aku juga diajak dalam tim, ya...

"Aku pilih [Asrama] [Dark], apa kalian juga memilih itu?"

Seketika mereka terkejut.

Charlotte malah sampai mundur.

"Memilih? Apa kamu memang dapat [Alternatif] untuk melanjutkan ke [Asrama][Dark] juga?"

Dengan wajah heran ia menanyakan alasanku.

"Aku mendapat [Alternatif][Light], tapi aku memilih [Dark]."

Kujawab pertanyaannya sesuai kenyataan.

Lagipula sejak awal aku lebih tertarik menjadi [Perwira] dibanding menjadi [Pimpinan].

"Wahahaha! Unik sekali, Rahadyan! Sudah kuduga kau mendapat [Alternatif][Light]! Tapi sayang malah memilih [Dark] ya?!"

Aku heran, apa tolak ukur yang membuat mereka bersikap seolah [Light] lebih baik dari [Dark]?

"Maaf, aku sudah menyangka anda berada di [Asrama][Light] tuan Evan!"

Charlotte terlihat sangat tertarik dengan Evan.

Dan jelas-jelas terlihat mengacuhkanku.

"Dilihat dari kegugupanmu, kau pasti juga berada di [Asrama][Dark], ya, Charlotte?"

Aku berusaha menanyakan [Asrama] miliknya.

"Enak saja! Aku akan ke [Asrama][Shadow]! Jangan samakan!"

Waduh, sepertinya dia merasa tersinggung.

Padahal diawal seperti ini sebisa mungkin aku nggak menyinggung siapapun.

~Wuuuuuuuu~

Suara Alarm berbunyi sebelum aku sempat memohon maaf kepada Charlotte.

Karena setelah mendengar suara itu, kedua cowok yang tadinya berada disekitarku itu, Charlotte dan Evan, kini bergegas berlari kearah [Kastil]

Karena kerumunan, aku jadi tertinggal dan terpisah dari [Evan] dan [Charlotte].

Tapi dari kejadian ini aku menyadari.

Ternyata yang bisa sampai kesini punya Kedisiplinan tingkat tinggi.

Terbukti dari barisan yang tertata rapi tanpa [Intruksi].

"Selamat datang, [Player]!

Selamat bergabung di [Asrama][Dark]!"

Yah, setelah melewati ini semua, aku jadi paham bahwa ketika sosok pria tua yang berdiri di Mimbar didepan kami menyebut [Nama] dan [Asrama], [System] secara otomatis membuat masing-masing dari kami mendengar [Nama] dan [Asrama] sesuai Identitas kami.

Itu karena suaranya tidak terdengar oleh telingaku, melainkan bergema dikepalaku.

Jadi, bisa jadi dia adalah sosok pentimg disini.

"Perkenalkan, saya adalah [Special Master] di SS!

Berikutnya ketiga [Pimpinan Asrama] akan membawa kalian ke [Asrama] masing-masing dan menjelaskan seluruh [Informasi] yang kalian butuhkan untuk menjalani [Pendidikan] disini!"

Setelah ucapannya barusan tiga orang berjalan didepan pria tua itu dan mengatur jarak cukup jauh satu dengan lainnya.

Seorang gadis dengan penampilan rapi dan anggun, sangat cantik dan menarik! Berhenti berjalan dan mengangkat tangan kanannya.

"Semua Pelajar Pemula [Asrama][Light], Ikuti saya!"

Sambil berjalan ia tetap mengangkat tangan kanannya dan melaju tanpa mempedulikan apa ada yang mengikutinya atau tidak, benar-benar terlihat angkuh sekaligus anggun!

"Ikuti aku menuju [Asrama][Dark]!"

Wah! Singkat, Padat, Tegas!

Sosok Pria bertubuh tegap, tegak, dan serius mengepalkan tangannya dan berjalan menjauh dengan langkah mantap dan teratur!

Aku mengikutinya tanpa mempedulikan seorang pria berpostur normal yang sepertinya [Pimpinan Asrama][Shadow] yang juga mulai mengajak Pelajar [Shadow] Pemula.

"Dengar! Aku hanya akan menjelaskan ketika kita berkumpul!

Pertanyaan apapun tidak akan kujawab! Itu adalah [Hukum][Alam] di [Asrama][Dark]!

Persiapkan [Nyawa] Kalian! Dari jumlah kalian sekarang, [92] Pelajar [Dark] Pemula, mungkin nantinya hanya tersisa [30] orang Pelajar [Dark] Pelatih.

Dan yang berhasil ke Pelajar [Dark] Prajurit hanya sekitar [9] orang!"

Benar-benar penjelasan yang tidak menjelaskan apapun!

Ini cenderung membuat kami waspada dan merasa bahwa [Asrama][Dark] diliputi oleh [Misteri]!

Aku melihat beberapa Pelajar Pemula saling melihat satu-sama-lain.

Dan kami pasti akan dipenuhi banyak pertanyaan diawal tahun ini.

"Secara turun-temurun, [Asrama][Dark] melatih [Agility],[Dexterity], dan [Durability] dari setiap Pelajar didalamnya!

Dan itu membuat kalian sadar tujuan kita!"

Ia menunjuk kearah yang jauh! Pegunungan? Bukan! Ada satu titik yang tak dapat kami lihat walaupun kami sudah berada di tanah lapang disekitar kompleks SS.

"Kalian tak perlu mengetahui [Nama]ku! Perlu diingat, Pelajar [Dark] adalah Patriot yang akan dikenang Jasanya, bukan Namanya!"

~Degg~

Apakah ini artinya...

Nyawa!!!

"Mulai saat ini! JANGAN PERNAH! Menunjukkan Identitas kalian kepada selain Anggota [Tim], apalagi terhadap selain anggota [Asrama]!

Konsekuensi dari itu adalah...

KEMATIAN!!!"

Apa ia bercanda?

Hei... Kami pelajar yang masih berusia 14, 15 tahun paling matang...

Aku mencoba melihat sekeliling.

Beberapa dari kami berhenti.

Satu-dua orang malah mundur dan mencoba kembali kearah sebaliknya.

"Siapapun yang belum berbalik arah, jangan pernah mencoba melakukan hal serupa!"

~CUSS! CUSSS! CUSSS!~

Suara yang tak asing...

Walau belum menoleh, aku sangat yakin.

Setelah ucapan [Pimpinan Asrama] itu, Senapan Cahaya atau [Laser] menembus sesuatu.

"Jangan-jangan..."

Kutolehkan kepalaku kebelakang dan terpaku melihat apa yang kupikirkan terjadi...

Ya, mereka tergeletak bersimbah darah!

Sempat beberapa dari kami bergetar.

Beberapa Pelajar disekitarku saling menatap hingga akhirnya tertuju kepadaku.

Mereka menganggukkan kepala dan aku paham apa maksudnya itu.

Kami Maju!

Ini adalah jalan kami, dan beberapa dari kami sudah siap dengan konsekuensinya!

Dan jelas dari kejadian ini, bahwa mereka yang maju sama sepertiku!

Kami adalah Pelajar dengan Hati yang Gelap!

Kau tahu apa itu Kegelapan?

Sebaiknya kau tak berusaha mencari tahu tentang itu...

Ya!

Aku kembali mencoba memastikan sekeliling!

Dan kulihat raut wajah yang sama!

Mereka tersenyum dan menunjukkan raut wajah yang seolah bisa mengungkapkan kata...

'Semangatku Meluap-luap!'

Sepertinya sudah jelas bahwa ternyata [Asrama] adalah [System] yang menunjukkan bagaimana kehidupan dan karakter yang berada didalamnya.

Langkah kami semakin cepat mengejar [Pimpinan Asrama]…

~Hahh...~

Gila!

Kakiku pasti membengkak!

Ini sudah berjam-jam.

Semakin dalam kami 'Turun', kondisi disekitar kami semakin gelap!

Dan kami harus semakin cepat menyesuaikan langkah kami dengan langkah [Pimpinan Asrama].

Tubuhku lembab.

Bukan karena keringat.

Justru karena begitu lamanya kami berjalan, keringat kami terkena hawa dingin dan menjadikan pakaian dan tubuh kami menjadi lembab.

Tapi sensasi Segar muncul ditubuh dan penglihatan kami.

Perlahan-lahan penglihatan kami lebih mudah beradaptasi dari kegelapan.

"Baiklah!"

Setelah sekian lama, suara yang kami rindukan akhirnya terdengar...

Ini adalah suara [Pimpinan Asrama]!

Ia membalikkan badan, wajahnya yang sebelumnya terlihat tegas kini seolah melunak.

"Selamat! [80] orang [Player] berhasil mencapai [Enigma]!"

Berakhirnya suara beliau memicu sorakan yang menggema dari para Pelajar!

[80] itu artinya telah tereliminasi 12 orang pelajar!

"[Dark] adalah Isyarat dan Jalan hidup kalian!

Bagaimana kalian menempuh masa depan dijalan ini dimulai dari langkah pertama kalian menuju [Asrama]!

Dan aku bersyukur yang bisa sampai ke tahap ini sudah cukup banyak!"

Kami kembali bersorak setelah rasa lelah dan mental kami diuji sejauh ini.

"Baiklah! [Enigma] adalah rumah kalian!

Tidak seperti [Asrama] lain! Disini adalah Kamar Rahasia yang menentukan masa depan seluruh Generasi [Dark]!"

Kami mengangguk mendengar suaranya yang lantang.

Tak ada lagi yang saling memandang seperti sebelumnya, seolah kami sudah bisa memahami setiap alasan yang [Pimpinan Asrama] coba untuk sampaikan.

"Tugas dari seluruh Pelajar [Asrama][Dark] adalah:

1. Mencari informasi sebanyak-banyaknya

2. Mengumpulkan Sumber Daya

3. Menyelesaikan [Misi]

Dan seperti yang sudah dikenal dari ciri khas [Asrama][Dark] adalah, kita menjadi satu-satunya [Asrama] yang mendapat [Reward] berupa [Gold] diantara seluruh [Asrama]!"

~Horeeee!!!!~

Sekali lagi kami bersorak!

Dan kali ini kami saling melihat dan menebar senyum!

"Besok pagi kalian akan menjalani [Simulasi]!

Jadi saat ini maksimalkan istirahat kalian untuk menyambut [Misi] pertama kalian!"

Ia berpaling meninggalkan kami.

Kami tergeletak dan menghebuskan nafas lega.

"Sial! Itu tadi benar-benar keren! Nggak sia-sia aku memilih [Asrama] ini!"

Sebuah suara dari seorang pelajar cowok tampaknya mewakili perasaan kami semua.

"Kita diajak berjalan hanya untuk mencapai [Asrama] kita! Ini tidak seperti kita dimanjakan untuk menuju [Impian] kita!"

Suara optimis lain terdengar mendukung pendapat barusan.

Sejauh ini aku bersyukur tak ada yang menyerah dan berpendapat buruk mengenai [Asrama] ini lalu menghancurkan minat kami dalam sekejap.

"Baiklah kita Istirahat, dan besok pagi sebelum berangkat kita putuskan siapa yang akan memimpin [Asrama] ini."

Sebelum tidur aku menyempatkan untuk mengutarakan pikiranku.

Tak ada tanggapan dari siapapun, yah wajah saja karena kami semua sudah sangat kelelahan.

"Hey, pendapat milik siapa barusan itu?"

Wah, ada yang menanggapi ucapanku barusan.

"Namaku [Rahadyan], kurasa sekarang kita harus istirahat terlebih dahulu sebelum berkenalan."

Mataku sudah terlalu lelah untuk melanjutkan ini.

"Bukan begitu, malah sepertinya itu harus dibicarakan sekarang!"

Seorang cowok berdiri dihadapanku yang telentang tergeletak.

Beberapa [Pelajar] lain berbisik memperhatikan Rahadyan.

'Dia berani membeberkan Identitasnya!'

'Iya, padahal tadi [Pemimpin Asrama] mengatakan untuk tidak menunjukkan Identitas kepada selain Anggota [Tim]...'

Cowok yang berdiri dihadapan Rahadyan berlutut mendekati tubuhnya yang tergeletak.

"Kita harus membicarakan itu sekarang, [Rahadyan]..."

Rahadyan memejamkan matanya.

"Aku nggak bisa membicarakan apapun kalo nggak tahu namamu..."

Ia membalas ucapan cowok itu.

Ucapan Rahadyan itu membuat beberapa [Pelajar] disekitarnya kembali berbisik-bisik.

"Ini menarik sekali! Apa alasanmu berani mengungkap namamu, [Rahadyan]?"

Seorang [Pelajar] cowok lain mendekati Rahadyan dan cowok yang tadi menanggapi Rahadyan.

"Ya, tentu saja kan, karena aku belum menemukan alasan harus menyembunyikan Identitasku."

Ia menanggapi ucapan cowok itu dengan santai.

"Tapi [Pimpinan Asrama] tadi menyuruh kita untuk tidak menunjukkan Identitas kepada selain Anggota [Tim], bukan [Rahadyan]?"

Seorang gadis berdiri mendekati mereka yang mendekati Rahadyan.

"Bagiku, kalian harus mengenalku sebelum menjadi [Tim]ku.

Jika kalian nggak kenal denganku, kita nggak akan bisa bekerja sama karena terlalu waspada dan saling menyembunyikan rahasia."

Ucapannya barusan malah makin membuat banyak [Pelajar] mendekatinya.

"Aku nggak sependapat denganmu, [Rahadyan].

Kita akan menjadi [Tim], kau akan bekerjasama denganku, tapi [Pelajar] lain tak akan pernah mengetahui Identitasku!"

Seorang cowok memecah keheningan, posturnya sedikit lebih tinggi dari Rahadyan, rambutnya bergelombang cukup panjang hingga menutupi alis dan menyisakan sedikit celah bagi matanya untuk melihat.

Cowok itu mendekatkan tubuhnya setelah berlutut didekat Rahadyan, lalu membisikkan sesuatu.

'Namaku [Ambigo], senang berkenalan denganmu.'

Rahadyan tersenyum, "Senang berkenalan denganmu juga..."

Semua [Pelajar] saling menoleh satu sama lain.

Wajah mereka berubah, sebelumnya mereka merasa ada yang aneh dengan peraturan itu, tapi kini seolah mereka memahami sesuatu.

"Jadi bisa juga dengan cara seperti itu ya?!"

Suara sorakan datang dari kerumunan [Pelajar] yang cukup jauh.

"Benar! Kita cari teman yang kita percayai, lalu membisikkan [Nama] kita padanya!"

Suara lain menimpali ucapan barusan.

Suasana saat itu terasa lebih hidup.

Rahadyan tersenyum, beberapa [Pelajar] melihat heran sekaligus kagum kepada dua orang itu, Rahadyan dan Ambigo, sosok yang hanya membisikkan namanya kepada Rahadyan.

"Waktu istirahat kalian kurang 1 jam, [Pelajar]!"

Suara [Pimpinan Asrama] mengejutkan mereka semua.

Setelah mendengar ucapan itu mereka panik dan berusaha memikirkan cara untuk beristirahat.

"Hey! Mata kita sudah bisa beradaptasi! Lihat, kita sebenarnya berada di Pintu masuk Hutan!"

Seorang [Pelajar] melihat sekeliling disaat [Pelajar] lain panik.

Mereka akhirnya mencari tempat istirahat karena Penglihatan mereka sudah bisa beradaptasi dengan [Kegelapan]

[Pimpinan Asrama] berusaha menyembunyikan senyumnya melihat para [Pelajar][Dark] dihadapannya.

'[Pelajar] tahun ini memiliki Harapan lebih besar dari Dua kakak [Tingkat] diatas mereka.'

...

Sebuah Hutan yang membentang luas didalam [Kegelapan] jauh dibawah kedalaman tanah.

"Kami menyebutnya [Enigma], [Asrama] yang paling unik dibandingkan 2 [Asrama] lainnya."

[Pimpinan Asrama] berdiri dihadapan para [Pelajar].

Sebagian dari mereka masih terlalu lelah untuk mendengarkan penjelasan [Pimpinan Asrama], Sebagian besar sudah segar dan melebarkan senyum bersemangat untuk menghadapi [Simulasi] pagi ini.

Mereka semua berbaris rapi, tegap, dan disiplin dihadapan [Pimpinan Asrama].

"Sebelum memulai [Simulasi], silahkan bentuk [Tim] terlebih dahulu!"

Beberapa [Pelajar] langsung mencari teman satu [Tim], sementara masih banyak yang kebingungan.

Salah satu dari yang sudah mendirikan [Tim] adalah Rahadyan dan Ambigo.

Tak hanya itu, banyak juga [Pelajar] yang bergegas bergabung dengan [Tim] mereka setelah [Intruksi] dari [Pimpinan Asrama] itu.

"Sepuluh detik lagi!!!"

Suara [Pimpinan Asrama] menggelegar, bergaung di Hutan bawah tanah itu.

Kerumunan yang berdesakan semakin menjadi-jadi.

"Tujuh!!!"

"Tim kita populer [Rahadyan]..."

Ambigo tersenyum bangga melihat para [Pelajar] mengerumuni mereka.

Rahadyan mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari [Pimpinan Asrama]

Ada juga [Tim] lain yang cukup banyak mendapat anggota, tapi terlihat bahwa [Tim] Rahadyanlah yang paling diminati.

"Selesai!"

[Pimpinan Asrama] selesai menghitung mundur.

Terlihat beberapa kerumunan terbagi acak, tidak rata.

"Semua sudah mendapat [Tim], kini akan kujelaskan beberapa hal!"

[Pimpinan Asrama] mulai melangkahkan kaki, berjalan berkeliling.

Mereka semua serentak merasa gugup, geraman [Pimpinan Asrama] yang Alami terdengar begitu [Intimidatif] bagi mereka.

"Mulai sekarang, kalian akan memanggilku, [Lupus β]!

Lalu Seluruh [Tim] yang sudah terbentuk, adalah [Kesatuan] dari [δ Tim]!

Pada awal [Simulasi], Masing-masing [Delegasi][Tim] akan mewakili [Tim] untuk memperoleh [Tim][Rank]!"

Mereka sebisa mungkin mencerna seluruh penjelasan cepat [Pimpinan Asrama] yang kini harus dipanggil dengan sebutan [Lupus β].

Beberapa [Pelajar] saling memandang, namun sebagian besar yang paham dengan penjelasan itu tetap fokus, termasuk Rahadyan dan Ambigo.

"[Tim][Rank] akan menentukan [Reward][Gold] yang akan dibagi ke seluruh anggota [Tim]!"

Setelah penjelasan barusan, nyaris seluruh [Pelajar] mulai memahami arah penjelasan [Lupus β]. Dan nyaris seluruhnya makin bersemangat memperhatikan sosok dihadapan mereka itu.

"Masing-masing [Team Leader] yang diputuskan menjadi [Pimpinan][Tim], akan menentukan [Code] untuk seluruh Anggota [Tim] miliknya."

Kali ini lagi-lagi seluruh Pelajar saling memandang.

'Itu artinya, tugas dan tanggungjawab terberat bertumpu di [Team Leader].'

Beberapa sosok Pelajar memikirkan kesimpulan yang hampir sama setelah mendengar itu.

"Penjelasan sementara cukup sampai disitu, dalam waktu 15 detik, seluruh [Delegasi][Tim] harus berkumpul dihadapan saya!!!"

Mereka mulai membuat keributan.

Terlihat interaksi positif diantara mereka.

"[Dark] adalah [Asrama] yang [Hening], [Senyap], dan [Mematikan]!

{[Lupus β] mengucapkannya dalam [English], yaitu [Serene], [Silent], dan [Deathly]}.

[Kesatuan] yang [Tersembunyi] untuk mencari dan mengejar [Target]!"

Ditengah hiruk-pikuk beberapa [Delegasi] mulai mengikuti langkah [Lupus β], beberapa diantaranya berusaha tetap fokus dengan penjelasan sosok itu.

[Lupus β] berhenti.

Terlihat antrian [Delegasi] yang terdiri dari 7 orang [Pelajar].

"Jadi ada Tujuh [Tim] yang terbentuk [Mandiri]!"

[Lupus β] mengucapkannya dengan lantang.

"Bentuk satu barusan!"

Ia melanjutkan perintahnya.

Rahadyan berada di barisan paling ujung diikuti beberapa [Pelajar] dari [Tim] yang berbeda-beda.

"Kau yang berdiri paling ujung! Sebutkan [Code]mu!"

[Lupus β] menunjuk kearah Rahadyan.

"Siap! Perkenalkan, saya [Rahadyan]!"

Pemuda itu memperkenalkan dirinya dengan lantang.

Semua [Pelajar] terkejut, beberapa berbisik-bisik, bergumam.

'Bukankah itu nama aslinya?'

Kurang-lebih itulah yang mereka gumamkan.

"Selanjutnya!"

[Lupus β] menunjuk kearah [Pelajar] disebelah Rahadyan.

"Siap!! [Blanc]!"

Seketika dengan berhentinya ucapan Pelajar dengan [Code][Blanc] itu, [Lupus β] langsung menunjuk ke Pelajar disebelahnya.

"[Yami]!"

"[Phantom]!"

"[Draco]!, [Eclipse]!, [Omega]!"

Seiring bergeraknya ujung telunjuk [Lupus β], seketika itu mereka menyebut [Code] mereka masing-masing.

"[Code]: [Rahadyan] adalah [Team Leader] dari [δ Tim][Rank 1]!"

~Degg!!~

Seluruh [Pelajar] terkejut, pertanyaan berkecimuk dikepala mereka.

'Kenapa Pelajar dengan [Code] yang menjelaskan Identitasnya sendiri malah terpilih menjadi [Rank 1]?'

Tapi kemungkinan kesimpulan sederhana yang dapat mereka terima adalah karena ia berada dibarisan paling awal.

"Pasti banyak yang bertanya, kenapa saya menunjuk [Rahadyan] sebagai [δ Tim][Rank 1]!"

[Lupus β] seolah menjadi sosok yang bisa menerka pikiran mereka semua.

"Seperti yang kukatakan diawal, bahwa [Dark] melambangkan dan melatih [Agility],[Dexterity], dan [Durability] dari setiap Pelajar didalamnya!"

Penjelasan [Lupus β] masih menyisakan keraguan diantara mereka, namun aturan yang dikemukakannya membuat mereka tidak bertanya sedikitpun.

"Lalu bagaimana dengan aturan, 'Menunjukkan Identitas kalian kepada selain Anggota [Tim], apalagi terhadap selain anggota [Asrama]!?"

Lagi-lagi [Lupus β] mengutarakan uneg-uneg seluruh Pelajar.

Rahadyan yang merasa itu berkaitan dengannya tak merasakan dan memikirkan apapun, ia terlihat sangat menikmati proses itu.

"Konsekuensinya adalah KEMATIAN!

Itu adalah yang kukatakan kemarin!"

Seluruh Pelajar mengangguk, sekaligus menanti apa yang akan dikatakannya selanjutnya.

"Konsekuensi itu, bukan aku yang menentukan...

Konsekuensi itu harus kalian persiapkan dari sekarang!"

Mereka mengangguk memahami itu, walaupun beberapa dari mereka masih belum bisa menerima penjelasan itu.

'Itu artinya, kami dipersiapkan untuk 'Sesuatu' yang mempertaruhkan nyawa saat Identitas kami menentukan hal itu.'

Itu adalah hal yang beberapa dari mereka pahami.

"Berikutnya, aku akan menjelaskan [Misi][Simulasi] [Pertama]!"

Mendadak semua Pelajar memperhatikan dengan seksama.

"Kalian akan mencari [Spineache Weed]!

Untuk [Tim] yang mendapat bahan terbanyak, akan mendapat hadiah

sebesar [150 Gold]!"

Reaksi penasaran mereka ketika mendengar [Spineache Weed] terbayarkan ketika [Lupus β] menyebutkan jumlah [Reward] tersebut.

"Dan jumlah akan berkurang [5 gold] untuk setiap [Rank] dibawahnya!"

Mereka semua mengangguk mendengar hal itu, tanpa mempedulikan [Objective] tersebut.

"Aku akan memberi waktu kalian waktu, 3 hari..."

Mereka terkejut dengan rentang waktu yang begitu panjang, lagi-lagi untuk kesekian kalinya ucapan [Lupus β] membuat beberapa Pelajar saling memandang.

"...dimulai dari, 'DETIK INI'!"

Seketika kata terakhir yang disorakkannya membuat [Rahadyan] berlari menuju [Tim] miliknya.

Beberapa [Team Leader] yang terlambat bereaksi tak sempat memikirkan rencana, mereka semua mengikuti pergerakan Rahadyan.

...

Secepat mungkin aku berlari kearah [Tim]ku setelah fokus pada kata terakhir [Lupus β]!

"Ambigo, bantu aku membagi [Tim] menjadi dua! Sebagian akan ikut bersamamu! Lakukan hal itu dulu, setelahnya aku akan berkoordinasi lagi denganmu!"

Kuteriakkan hal itu sambil memberi kode tangan kepada Anggota [Tim] untuk mengikutiku dan Ambigo.

Ambigo berlari kearah berbeda denganku, "Cowok dan Cewek dengan postur tinggi, ikuti Rahadyan! Sisanya ikuti aku!"

Perintah sederhana itu sempat mengejutkan mereka, tapi itu adalah salah satu bentuk perintah sederhana yang sangat tepat digunakan untuk mempersingkat waktu!

Dengan membandingkan postur tubuh, lebih mudah dan menghemat waktu jika dibandingkan dengan menanyakan dan menentukan [Code] satu-persatu.

Tak salah aku mempercayainya! Ambigo bisa berpikir Cepat, Tepat, dan Akurat!

"Bagus Ambigo, teman-teman! Kemari! Ikuti aku dan Ambigo!"

Barisan [Tim] kami berlari dan mulai berpencar. Sebagian mengikutiku, sebagian lagi mengikuti Ambigo.

Kucoba melihat sekeliling, kearah [Tim] lain.

Ya! Sesuai rencanaku, mereka akan kebingungan dengan pergerakan kami!

Teriakanku ketika memberi Intruksi tadi takkan terdengar dengan maksimal bagi mereka yang gugup dan terburu-buru!

Dan disaat seperti itu ditambah dengan reaksi [Tim]ku yang tiba-tiba berlari setelah mendengar Intruksiku, pasti saat ini mereka merasa sangat tertekan dan terburu-buru!

Heheh... Akan kupastikan [Tim]ku akan selalu berada di [Rank 1]!