~ Sebelumnya ~
Pemuda itu mengikuti di belakangnya dengan diam. Pada saat dia terjatuh dengan lemah, sesuatu menghancurkan ketenangan di antara mereka. Rasa tulus yang tidak tertahankan dari pemuda itu menghancurkan segel hati Rey. Pemuda itu hanyalah sosok yang sederhana dan apa adanya. Tidak ada seorang pun yang bisa menjaganya atau meninggalkannya sendirian tanpa merasakan setitik pun rasa sakit di hati.
Sebelum mereka berpisah, Rey meletakkan sebuah jimat di sekitar leher pemuda itu sembari berjanji dalam hatinya kalau mereka akan bertemu kembali. Sekarang, pemuda itu melepaskan jimat itu dan dengan hati-hati memakaikannya di leher Rey sebelum dengan hati-hati memberikan sebuah kecupan pada jimat yang berukuran kecil dan rapuh itu. "Aku tidak bisa menunggu lagi, jadi aku datang kemari untuk mencarimu. Jangan marah padaku..." Kata Wolfie.
Rey menunjukkan sebuah senyuman padanya. 'Wolfie tidak berubah sedikitpun. Dia masih saja seorang bocah yang konyol.' Pikir Rey.