~ Sebelumnya ~
"Jangan takut." Lay memejamkan kedua matanya, "Aku akan terus menemanimu."
~~~~~
"Ah..." Erang Rey.
Meskipun setelah Rey bangun dia tidak tahu apa yang telah terjadi.
Semua yang di lihatnya adalah kegelapan. Dia menyadari kalau dirinya sendiri tidak bisa menggerakkan satu otot pun di tubuhnya. Dadanya terasa seolah-olah terus menerus di tusuk dengan seribu pecahan kaca yang hancur. Dia ingin berteriak meminta tolong tap tidak bisa mengeluarkan satu suara pun.
Namun, pikiran Rey tampaknya sangat sadar, otaknya berputar dengan kecepatan tinggi. Dia berpikir kembali ke saat-saat sebelum dia terjatuh tidur.
Perjalanan mereka kembali tidaklah semulus yang mereka antisipasi. Sebuah gunung berapi telah meletus, dan jalur mereka yang sebenarnya akan mereka lalui telah terhalangi, jadi mereka berempat hanya bisa mengambil sebuah jalan yang memutar dari reruntuhan itu.