~ Sebelumnya ~
Di bawah rangsangan jari jemari Yuki yang masih berlanjut, wajah Rey kini menjadi semakin lebih pucat dari pada sebelumnya, dia merasakan suatu perasaan yang tidak asing yang saat ini di rasakannya, tapi dia tidak memiliki kekuatan untuk membalasnya. Suara protesnya tersangkut di dalam tenggorokkan Rey. Rey hanya bisa mengeluarkan suara erangan yang pelan.
Suara memohon yang di keluarkan Rey itu menyentak kembali pikiran Yuki yang tidak masuk akal itu menjadi sadar. Dia dengan tiba-tiba mengingat kalau dia hampir menyebabkan Rey kehilangan nyawanya, dan hal ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal-hal aneh seperti ini....
Yuki menarik napas dalam-dalam untuk menyegarkan pikirannya. Ujung jarinya terasa panas. Dia berhenti dan merenung untuk beberapa saat, memasukkan jarinya yang tadi menyentuh batang milik Rey ke dalam mulutnya sendiri. Beberapa saat kemudian, kepala Yuki mulai mengeluarkan asap lagi.