~ Sebelumnya ~
Naja menatap Rey dan menunjukkan sebuah ekspresi terpesona. Dia tahu kalau manusia ini sedang di kendalikan oleh hawa nafsu. Racun dari Hama Permata Perak bukanlah hanya sebuah aprosidiak, tapi racun itu juga terisi dengan keinginan terlarang dari hati orang itu.
"Kamu tidak bisa lagi melarikan diri." Kata Naja.
Biarkan hujan ini meluap dengan rangsangan. Ini hanyalah awalan dari segala yang ada.
Namun, Rey dengan tiba-tiba membuka kedua matanya!
"Uh!?" Naja kemudian menaikkan kedua alisnya lalu merasakan rasa sakit yang menyiksa di pundaknya.
Rey menjerit layaknya binatang yang di kurung. Dia dengan kasar menggigit pundak pria itu dan menenggelamkan gigi taringnya ke dalam daging Naja. Rey mengubah kekacauan di dalam pikirannya ke sebuah bentuk serangan.
"Katakan padaku pikiran terdalammu yang sesungguhnya." Kata Naja. Seutuhnya menghiraukan rasa sakit yang begitu menyakitkan di pundaknya, pria itu menjilat leher Rey yang pucat dan ramping itu,