~ Sebelumnya ~
Angin semilir di pagi hari menyapu sisi kasa jendela. Yue dengan perlahan terbangun. Setelah beberapa saat merasa linglung, dia terduduk dengan mata yang tidak berkilau.
"Aku tidak mati...?" Tatapannya mengitari ruangan itu. Tidak ada yang aneh dari letak ruangan yang di kenalnya itu, kecuali untuk fakta kalau Rey tidak lagi berada di sini. Yue bersandar di kepala tempat tidur, kedua matanya sepenuhnya tanpa ada emosi.
Namun, pada saat itu... *TING* suara kaku dari petikan senar membelah kesunyian dari hutan bambu itu.
Jantung Yue dengan seketika terkepal dengan kuat - suara itu!!!
Rey sedang duduk di dalam paviliun itu. Jari jemarinya telah terluka berkali-kali oleh helaian tajam berwarna perak itu. Setelah melihat Yue bergegas ke arahnya, Rey menyembunyikan kedua tangannya di punggungnya.