Sebuah lubang besar yang berwarna hitam tampak mendalam di dalam pikiran Rey.
Esok harinya, waktu tidurnya semakin lama semakin sering. Tepat setelah dia berjuang keluar dari mimpi-mimpinya, dia dengan sia-sia merasa kalau kelopak matanya menjadi berat. Oleh karena itu, dia tenggelam lagi ke dalam kabut dalam kesadarannya.
Di mimpinya, dia terus menerus mencoba untuk mendekatkan jarak di antara dirinya dan wanita itu. Dia dengan susah payah merangkak ke arahnya. Tentakel yang fleksibel dan kuat seperti semak berduri itu melilit di antara mereka. Dia menggunakan seluruh kekuatannya untuk sedikit memindahkan tentakel itu, tapi beberapa saat kemudian, tentakel-tentakel itu tersangkut ke tubuhnya, bahkan memaksanya untuk semakin melangkah mundur.
"Ugh..." Meskipun menjadi mangsa untuk tekanan dari lapisan-lapisan dari tentakel itu, tubuhnya yang rapuh dengan keras kepala memaksa untuk terus maju lambat seperti kura-kura namun bertekad.