"Makasih ya," ucap Prisya dengan begitu ramah.
Cowok itu hanya menganggukkan kepalanya. "Kalau boleh kenalan," ucap cowok itu sambil mengulurkan tangannya.
Melihat tangan cowok itu yang terulur membuat Prisya terdiam sejenak sambil memikirkan kalimat yang sudah cowok itu ucapan dengan begitu sopan.
"Boleh dong, kenapa gak boleh?" tanya Prisya yang kebingungan dna kemudian menerima uluran tangan cowok itu.
"Ardan," ucap cowok itu dengan nada bicara yang terbilang datar, tapi dengan ekspresi yang terlihat begitu santai.
Prisya menganggukkan kepalanya. "Prisya," jawab Prisya.
"Orang mana?" tanya Ardan dengan santai seolah membuka topik pembicaraan.
Prisya memperhatikan cowok yang ada di hadapannya. "Sebenarnya gue bukan orang sini," ucap Prisya. Sejenak Prisya terdiam saat teringat akan sesuatu. "Sorry, kebiasaan nyebut gue."