"Terus gue sekarang harus ngapain?" tanya Prisya yang tidak henti mengeluarkan air matanya. "Gue sekarang harus ngapain ..." lirih Prisya.
Marsell masih memeluk Prisya dengan penuh kasih sayang, dia mengelus punggung Prisya mencoba untuk menenangkan perasaan Prisya yang sudah pasti merasa begitu hancur.
"Tenangin dulu diri lo ya, jangan nangis terus. Udah berapa lama lo nangis, nanti kepala lo pusing."
Marsell tidak ingin terlalu jauh memikirkan masa depannya, karena sekarang hal yang dia pikirkan adalah membuat Prisya berhenti menangis, sebab dia malah merasa begitu tidak tenang dengan Prisya yang terus-terusan menangis seperti sekarang.
"Tapi ... ah!" Tangisan Prisya malah semakin menjadi-jadi, karena semakin dia berusaha untuk tidak menangis, malah terasa begitu menyakitkan untuknya.