"Apa yang sedang Kamu cari?"
"Air! Aku butuh air!" Marcello menatapnya seolah-olah dia kehilangan akal sehatnya, jadi Calder mengeluarkan air yang dia miliki dalam gelembung besar yang mengambang. Mata Marcello melebar dan mulutnya menganga. "Aku butuh banyak air untuk senjata. Apakah Kamu memiliki keran taman?"
"Eh…ya," jawab Marcello dengan suara tercekik. Dia menunjuk ke sisi kiri rumah dan Calder pergi, berlari di sekitar rumah sampai akhirnya dia melihat keran besi tua dengan selang yang masih menempel di sana.
Calder hampir menangis lega saat dia menyalakan keran, menyambut aliran air yang deras. Itu seperti sesuatu di dalam dirinya yang terlepas di dekat jiwanya, dan dia bisa bernapas lega. Dengan kekuatannya yang membungkus air yang mengalir, Calder menyapu satu tangan ke atas, mengayunkannya membentuk lengkungan lebar di atas kepalanya. Air melompat dari tempat ia mengalir ke tanah dan berkumpul dalam bola yang tumbuh.