Dia mendorong keras, mengisi pantat ketat Calder dan mendorong Calder lebih dalam ke Gio. Mereka bertiga mengerang, dan Lucien tahu dia tersesat. Telinganya dipenuhi dengan kulit yang menampar, tangisan kesenangan, dan napas yang hancur. Satu-satunya kata yang bisa dia ucapkan adalah kata-kata Calder, setiap kali dia memohon lebih atau lebih keras.
Orgasmenya menghantamnya terlalu cepat. Lucien melawannya sebaik yang dia bisa, putus asa untuk membawa teman-temannya ke tepi terlebih dahulu. Pada akhirnya, dia tidak yakin mana dari mereka yang lebih dulu, hanya saja itu memulai riam yang tidak bisa mereka hentikan. Orgasme itu menghantam Lucien begitu keras, itu membuat napas keluar dari paru-parunya saat dia memompa dirinya ke dalam kondom.
Ketika dia melepaskan diri dari Calder dan ambruk di tempat tidur, kesadarannya goyah sesaat, otaknya korslet sementara jari-jari kakinya kesemutan. Dia tidak ingat pernah datang begitu keras dalam hidupnya yang terkutuk. Itu hampir membunuhnya.