Chereads / masih mikir / Chapter 3 - satu

Chapter 3 - satu

Selamaaanyaaaaa.....

Bullshit

Tepat pada hari itu. Yang seharusnya dia bahagia sedang merayakan anniversary 3 tahun hubungannya dengan Andrew. Malah jadi petaka dalam hidupnya. Hatinya hancur berkeping keping, pacar dan sahabat yang dia sayangi menghianati dia. Kenapa harus Kiran yang jadi selingkuhan ? Mungkin takkan sesakit ini kalo mbak pelakornya adalah orang lain. Persahabatan yang terjalin dari orok itu sudah hancur. Hatinya terlampau sakit. Apalagi ada bayi yang dikandung Kiran. Sudah sejauh itu hubungan mereka. Aaa membayangkannya saja sudah sakit.

Hubungan yang sudah di rajut beberapa tahun itu harus berakhir dengan penghianatan. Memimpikan sebauh pernikahan sebagai ujung dari hubunagan ini ternyata adalah kesalahan, karena aku terlalu berekspektasi terhadap kamu. Berharap Aku adalah palabuhan terakhirnya. Nyatanya sahabat ku lah yang jadi pelabuhan terakhirnya. Eeeeiitttsss kalo dia gak selingkuh lagi.

Aaaaa fuck shit anjirr, aduh please berhenti mengumpat.

Kamar sudah seperti kapal pecah. Gumpalan tisu memenuhi ruangan. Mau pura pura strong tapi hati gak bisa bohong. Dia gak tau kenapa ada air yang keluar dari matanya. Ada lendir yang keluar dari hidungnya. Ternyata dia nangis bombay. Menangis sampai ingusan  adalah perpaduan yang sempurna untuk meringankan beban di hati.

Setelah berjam jam masa berdukanya, Rea bangkit dari tempat tidur, berdiri di depan cermin memperhatikan wajahnya yang sudah bengep. Matanya sampai sakit untuk di buka. Mengambil langkah ke kamar mandi, membasuh muka agar lebih segar. Alarm dari perut berbunyi, ada sesuatu yang akan keluar. Sambil mengejan, seperti dapat kekuatan jiwa Rea kembali. Motivasi hidupnya kembali. Rea harus move on, Rea harus bahagia. Sudah cukup menangisi bajingan itu. Tuhan sudah mengeliminasi dia dari kehidupan Rea. Ada yang lebih baik, yang lebih bisa bersanding menjadi teman hidup Rea.

Sambil rebahan dan scroll sosmed, ada sebuah postingan muncul di beranda Rea sebuah acara open trip ke gunung prau. Sudah lama Rea ingin mendaki gunung. Mungkin ini adalah saat yang tepat. Tanpa pertimbangan Rea langsung mendaftar. Sebuah acara open trip ke gunung dengan orang orang yang tidak dia kenal, mungkin ampuh untuk mengalihkan dari rasa sakitnya. Cara jitu untuk move on. Siapa tahu malah bertemu someone di gunung wkwkwk.

Membuka aplikasi chat, dia sudah di masukkan ke grup open trip itu. Karna belum pernah mendaki dia bertanya tanya apa saja yang di perlukan. Mengingat budget yang menipis, Rea akan memakai sepatu dan tas seadanya, tak perlu lah beli, toh belum tentu dia akan mendaki lagi.

3 hari berlalu..

Hari ini Rea sudah bersiap untuk mendaki gunung. Tak banyak yang Rea bawa, hanya baju ganti, mantel, dan logistik, karena peralatan camp sudah di siapkan panitia, tak lupa Rea memakai jaket tebal. Setelah abang ojek sampai di depan rumah, Rea keluar dari kamar dan berpamitan kembali dengan ibunya.

" Mah, Rea berangkat dulu ya " sambil menyalimi tangan ibunya.

" Hati- hati, jangan ceroboh di gunung. Gak boleh melanggar peraturan, banyak hal tabu disana." Pesan ibunya.

" Asssyiiapp mah. Dadahh abang ojek sudah menunggu."

Rea segera berlalu pergi bersama abang ojek ke titik perkumpulan yang sudah di sepakati.

Sesampainya disana, ternyata sudah banyak yang berkumpul. Hampir 30 orang yang ikut.

Canggung sudah pasti. Karena Rea tidak kenal siapapun. Memberanikan diri untuk menegur sekumpulan cewek disana. Tak lama mereka dapat berbaur. Ternyata mereka juga baru kenal satu sama lain.

Salah satu panitia memberitahukan untuk segera merapat, kami di absen satu persatu. Saat semuanya sudah berkumpul kami pun siap untuk memulai perjalanan. Kami menggunakan sepeda motor untuk sampai basecamp. Karena perjalanan yang cukup jauh, hanya laki laki yang akan menyetir, beruntunglah kaum hawa. Untung saja yang membawa ku cukup kocak orangnya, jadi kami tidak canggung untuk berbicara ngalor ngidul, mendapat teman perjalanan yang nyambung adalah kebahagiaan tersendiri. Oh ya namanya Rendi, dia kebetulan kerja di bengkel sendiri. Jadi cukup mudah untuk mengambil perjalanan tanpa pusing harus cuti. Yah walaupun acara ini dilakukan pada saat weekend.

Kami sudah sampai di base camp. Dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Segera kami melakukan registrasi, seperti data diri, keterangan sehat, barang bawaan dan lain lain. Kami beristirahat dulu sebelum nanti akan mulai pendakian. Aku dan teman teman bersiap untuk mencari makan dan sholat dhuhur, karna warung yang ada masih penuh orang, kami memutuskan untuk mencari mushola. Dan ternyata masih penuh juga. Setelah mendapat tempat, kami segera menunaikan ibadah sholat, tak lupa berdoa agar selamat sampai tujuan, selalu di lindungi, dan terhindar dari mara bahaya.

Masih 2 jam sebelum pendakian, aku memutuskan untuk rebahan, sambil scroll sosmed dan bercanda ria. Walau baru kenal tapi kami sudah klop. Mereka adalah Ayu, Farah, dan Sinta. Kami memutuskan untuk satu tenda, karna memang berkapasitas untuk empat orang. Kami terlelap walau sebentar untuk mengumpulkan energi sebelum pendakian di mulai.