Chereads / WILD FANTASY / Chapter 12 - TERBAYANG

Chapter 12 - TERBAYANG

Ketika Jeff dengan sigap membopong tubuh Lilia ke dalam kamarnya. Pria itu segera menjatuhkan tubuh wanita itu ke atas ranjang berukuran queen size itu dengan bibir yang masih bertaut dan kedua tangan Lilia yang menggelayut pada leher milik Jeff.

Kecupan itu bertambah semakin panas ketika Jeff memberikan rangsangan lain pada kedua bukit kembar milik Lilia yang masih tertutupi dengan pakaiannya yang masih lengkap.

Maka dari itu, Jeff dengan mudah melepaskan kancing blouse yang Lilia pakai satu-persatu dan akhirnya dua bukit kembar itu terpampang nyata hanya dengan bra yang menutupinya.

Jeff melepaskan tautan bibirnya pada Lilia, karena tergoda untuk meninggalkan jejak pada kedua bukit kembar itu seakan-akan ingin menunjukkan kepada dunia jika si pemilik bukit kembar itu adalah miliknya. Bahkan ia juga sudah melupakan janjinya dengan Liam karena terlalu mengikuti arus ini.

Apa yang Jeff lakukan benar-benar sudah membuatnya kehilangan akal sehatnya. Ya, pria itu sudah membangkitkan sisi liarnya sewaktu masih di SMA dulu.

Sontak Lilia mendesah atas apa yang Jeff lakukan, ia sudah tidak bisa memikirkan apapun selain mengikuti gairahnya yang begitu menggebu-gebu saat ini.

"Sssh! Jeff!" lenguh Lilia ketika Jeff berhasil mencecap dua bukit kembarnya secara bergantian. Rasanya benar-benar tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata apapun, selain pada desahan yang terus keluar dari bibirnya.

Salahkan pada Jeff yang begitu ahli membuatnya mendesah begitu hebat. Lantas foreplay itu berlanjut ketika Jeff menyingkap rok spannya ke atas untuk membebaskan celana dalamnya yang baru saja dia tanggalkan dengan begitu mudah.

Jeff yang baru saja akan memanjakan milik Lilia langsung dicegah oleh wanita itu karena diluar dugaan tiba-tiba wanita itu meraup bibir Jeff menggunakan bibirnya dengan begitu ganasnya.

Mendapatkan serangan tak terduga semacam itu membuat Jeff kaget sekaligus senang. Namun karena ia memiliki tujuan lain, maka dari itu ia melepaskan tautan bibirnya pada bibir Lilia.

"Sabar, sayang. Aku harus memastikan keadaan bawahmu lebih dulu," bisik Jeff dengan lembutnya namun Lilia justru menahannya.

"Apakah kau sudah sering melakukannya dengan wanita lain?" tanya Lilia secara tiba-tiba. Dia hanya ingin memastikan.

Jeff nampak terkekeh. "Mengapa tiba-tiba kau membahas hal ini?"

Sontak Lilia mendorong tubuh Jeff dengan kuat. Wanita itu berhasil mengendalikan dirinya dan menaklukkan gairahnya sendiri.

"Aku tidak mau bercinta dengan pria bekas wanita lain," ucapnya dengan nada sarkatik.

Jeff terkejut bukan main atas apa yang Lilia katakan padanya barusan. Mengapa wanita itu harus membahas hal ini sementara dirinya sedang terbakar dengan gairah?

"Lilia, jangan salah paham--"

"Keahlianmu barusan ketika memperlakukanku sudah sangat menunjukkan jika ini bukan kali pertama kau melakukannya kan?"

Jeff tidak kehilangan akal, ia masih berusaha menyentuh Lilia kembali. "Lilia, aku pria yang normal, jadi tentu aku sudah--"

"Menjauhlah dariku! Aku tidak sudi disentuh oleh pria semacam dirimu lagi!" Lilia memberingsut menjauh.

Jeff menyugar rambutnya frustasi. "Lilia, dengarkan penjelasanku! Ini tidak seperti yang kau bayangkan. Ya, aku akui aku memang pernah melakukannya, tapi itu dulu sekali sebelum aku mengenalmu."

Lilia terlihat tertawa karena pengakuan Jeff barusan. "Jangan membual, Jeff. Aku bukan orang yang mudah kau bodohi!" ucapnya meremehkan.

"Jadi alasanmu untuk mendekatiku lagi adalah ini? Hanya ingin mengajakku melakukan ini?"

Jeff mengurut dahinya yang berubah pening, bukan hal ini yang ia inginkan. Padahal kurang sedikit lagi mereka akan melakukannya. Tapi mengapa malah timbul kesalahpahaman yang lain sih?

"Lilia, aku benar-benar sudah tidak melakukannya sejak SMA. Aku menahannya karena aku menunggumu. Lagipula aku melakukannya tadi, karena instingku yang menuntunnya."

Lilia terdiam, penjelasan Jeff terdengar masuk akal. Tapi ia terlalu gengsi untuk menyetujuinya.

"Pokoknya aku tidak mau, pergi dari apartemenku sekarang!"

"Tapi Lilia--"

"Apakah aku perlu menambah ultimatum peringatan padamu, agar kita tidak bertemu lagi?!" tegas Lilia.

Jeff pun memilih mengalah, tidak apa-apa diusir sekarang asal ia masih bisa bertemu dengan wanita itu lagi nanti.

"Baiklah, aku pergi. Tapi ingat Lilia, aku tidak akan pernah melakukannya lagi sesudah aku mengenalmu saat insiden di atap sekolah waktu itu," jelas Jeff panjang lebar lalu bergegas pergi.

Sepeninggal Jeff, Lilia semakin memberingsut di atas ranjangnya. Insiden di atap sekolah?

Ah, mengapa Jeff harus mengingatkan kejadian itu lagi? Ia jadi bernostalgia dengan pertemuan pertamanya dengan pria itu yang jika dipikir-pikir sangat konyol. Salahkan nafsu binatangnya waktu itu.

Lilia menghela nafas, ia pun kembali merapikan pakaiannya yang sudah berantakan akibat perbuatan Jeff tadi. Ia harus mandi dan berganti pakaian karena dirinya tidak mau bertemu Liam dengan aroma Jeff yang menempel pada tubuhnya. Ya, Lilia akui aroma Jeff benar-benar sangat memabukkan.

****

"Ada apa denganmu, bung?" tanya Sam ketika mendapati sahabatnya itu pulang dengan wajah yang kucel seperti pakaian yang tidak dicuci berhari-hari.

Jeff tak menggubris pertanyaan Sam dan lebih memilih membaringkan tubuhnya ke atas sofa.

"Hampir saja kita akan melakukannya. Tapi mengapa harus muncul kesalahpahaman yang lain?" gumam Jeff yang juga didengar oleh Sam.

"Memangnya kau mau melakukan apa?"

Jeff bangkit dari aksi rebahannya dan menatap Sam serius.

"Aku benar-benar gila, Sam. Apakah aku salah jika mengikuti instingku untuk bercinta dengannya? Dia terlalu menggiurkan makanya aku tidak bisa menahannya!"

Sam yang awalnya sibuk memakan kentang gorengnya memandang Jeff dengan ekspresi terkejut.

"Tidak, tunggu! Jangan bilang kau sudah bertemu dengan Lilia? Jeff, apakah kau sudah kehilangan akalmu?!"

Jeff tak menggubris omelan Sam dan menyuruh pria itu untuk tidak semakin menceramahinya.

"Sudahlah, Sam. Kau tidak perlu ikut campur. Dari awal Lilia itu milikku, jadi walaupun dia sudah berpacaran dengan pria manapun dia tetap milikku!"

"Jeff kau--"

"Apa kau gila, Jeff?!" ucap Andrew tiba-tiba bergabung.

Jeff begitu terkejut ketika Andrew ternyata juga berada di apartemen. Ia kira pria itu sedang keluar.

"Andrew--"

"Ya! Apa kau tidak ingat? Wanita itu hampir membunuh Elle!"

"Dia mempunyai alasan mengapa melakukan hal itu pada Elle, Andrew. Lagipula dia juga tidak sengaja."

Sam yang melihat kedua sahabatnya itu bertengkar mengurut dahinya yang semakin pening.

"Hei, teman-teman. Mari bicarakan ini dengan baik-baik dan jangan menyelesaikannya dengan cara yang kasar," ucap Sam menengahi.

"Diam, Sam. Jangan ikut campur!" ucap Jeff dan Andrew bersamaan.

Sam yang awalnya sudah berniat baik membantu kedua sahabatnya itu, malah harus menelan pil pahit karena niat baiknya ditolak mentah-mentah.

"Kalian berdua memang kejam."

Andrew kembali fokus memandang Jeff. "Pokoknya aku tidak mau tahu, aku tidak akan setuju kau mendekati wanita pembunuh itu lagi. Karena jika kau melakukannya, aku tidak akan menganggapmu sebagai sahabatku lagi. Kau mengerti, Jeff?!"

Dan setelahnya Andrew berlalu pergi dari sana meninggalkan Jeff yang mengacak rambutnya frustasi.

"Apakah aku salah untuk mendapatkan wanita yang kucintai?!" teriaknya begitu putus asa.

Sam yang masih berada disana dan menjadi saksi keputusasaan Jeff menghela nafas dan mendekati pria itu bermaksud memberinya dukungan.

"Aku akan membantumu membicarakan ini dengan Andrew. Aku memang tidak tahu seberat apa masalah kalian di masa lalu, tapi aku percaya Andrew akan merestui hubungan kalian suatu hari nanti. Pria itu kan support system kita juga," katanya.