Chereads / Kisah Sejuta Bintang / Chapter 2 - 01. Agha Affandra Amartya

Chapter 2 - 01. Agha Affandra Amartya

Cahaya mentari pagi menembus ke dalam sebuah kamar yang gelap melalui ventilasi jendela kamar. Seorang lelaki muda tengah tidur dengan tenang di tempat tidurnya. Begitu cahaya mengenainya, dia sedikit meregangkan tubuhnya. Kemudian mata pemuda itu perlahan terbuka dan menampilkan mata hitam yang indah. Melihat jam dan dia terkejut, saat ini jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi. Dia terlambat bangun. Bergegas turun dari tempat tidur dan langsung menuju dapur. Pasalnya pemuda itulah yang setiap hari bertugas menyiapkan makanan. Bergegas memasak sesuatu bahkan dia belum sempat mencuci muka dan memakai seragam sekolah. Namun tiba-tiba sebuah suara yang begitu keras mengejutkannya.

"Agha!!! Mana sarapan saya!!! Jangan malas kamu di rumah ini. Atau kamu mau saya kurung lagi? Dan jangan sekolah sekalian saja kamu!!!." Bentak seorang pria yang sepertinya itu adalah Ayahnya.

'Maaf Yah, Agha bangun kesiangan tadi. Tadi malam Agha bergadang karena ada tugas sekolah'. Jawab Agha dengan kepala tertunduk. Namun masih tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Hanya gerakan bibir dan gerakan tangan yang membentuk kata-kata.

"Saya tidak mau tahu. Saya tidak mengerti apa yang kamu maksud. Dasar bisu!!!. Dan satu hal, kamu tinggal di sini bukan untuk enak-enakkan. Harus kerja!!! Awas saja kalau besok sampai terulang lagi. Saya tekankan sekali lagi. Kamu tidak akan lagi dapat bersekolah dan segera pergi dari sini!!!". Kata Ayah Agha yang bernama Indra.

Sang putra hanya bisa mengangguk untuk membalas ucapan Ayahnya.

Lalu bergegas menyiapkan sarapan untuk Ayahnya. Bukan untuk dimakan bersama, namun hanya untuk Ayahnya. Ayahnyalah yang membuat aturan itu. Agha tidak boleh makan di meja makan bersamanya. Dan banyak hal lagi yang begitu tidak pantas dilakukan oleh seorang Ayah kepada putranya. Tinggal berdua dengan Ayahnya membuatnya menjadi begitu kuat. Ibunya telah meninggal ketika melahirkannya.

Kembali ke kamar dan langsung mandi. Kemudian memakai seragam sekolahnya. Di depan cermin, terdapat bayangan seorang pria muda yang sangat tampan. Kulit putih, mata hitam, alis yang terukir sangat indah begitu cocok di wajahnya. Bibirnya dan semua yang ada ditubuhnya benar-benar memiliki keindahan yang hampir terlihat sempurna. Mungkin banyak gadis yang langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Melihat jam yang menunjukkan pukul 7.03 pagi.

"aku harus cepat. Atau aku akan terlambat". Kata Agha dalam hati.

Bergegas keluar rumah dan berjalan pergi ke sekolah. Jarak dari rumah ke sekolah adalah sekitar 20 menit berjalan kaki. Sangat jauh, namun dia tidak akan naik angkot. Karena uang begitu berarti baginya.

Beberapa saat kemudian, bangunan sekolahnya terlihat di depan pandangannya. Keringat telah memenuhi wajahnya. Berhenti sejenak untuk menghapusnya dengan punggung tangan dan menarik nafas sebelum kembali berjalan.

Agha adalah lelaki bisu yang seharusnya masuk ke sekolah khusus namun karena kepintarannya, dia mampu bersaing bersama dengan teman-teman normal di sekolah umum. Butuh perjuangan untuk masuk ke sekolahnya. Jika tidak mendapat beasiswa, maka dia tidak akan masuk ke sekokah ini. Sekolah super elit dengan banyak siswa-siswi yang sangat berprestasi, membuat dia harus ekstra belajar agar dapat mempertahankan prestasinya.

"Selamat pagi, Pak," sapa Agha kepada Pak Satpam dengan menggunakan bahasa isyaratnya.

Melihat itu, Pak Satpam tersenyum. Kemudian menjawab salamnya dengan hangat. "Pagi, Nak Agha."

Pak Satpam adalah salah satu orang di sekolahnya yang peduli kepadanya. Berjalan meninggalkan Pak Satpam, dan memasuki area sekolahnya. Di koridor semua orang menatap Agha dengan ekspresi merendahkan. Itu sudah biasa terjadi, di sekolah ini para siswa-siswi masih melakukan diskriminasi. Biar bagaimanapun, Agha adalah lelaki bisu dan banyak dari mereka tidak suka Agha bersekolah disekolah ini.

"Woy bisu! Kok lu masuk sekolah sih. Pulang aja sana, sekalian gak usah datang-datang lagi," kata salah satu siswa yang menatap Agha dengan ekspresi merendahkan.

"Benar banget, lo sekolah di sini buat sekolah kita jadi tercemar. Tercemar karna ada bisu kayak elu," sambung siswa lainnya.

Mendengar itu, mereka semua tertawa dengan bangganya. Namun untuk Agha, dia sudah kebal dengan cemoohan seperti itu. Karna semenjak dia sekolah di sini, tiada hari tanpa orang seperti mereka. Agha terus berjalan tanpa memedulikan ucapan mereka. Akhirnya dia sampai di kelasnya, kelas 10 U yaitu kelasnya para genius di sekolah itu.

Membuka pintu dan berjalan masuk secara perlahan. Ketika dia sampai di dalam, semua mata tertuju padanya. Kilatan merendahkan masih tertuju padanya. Tidak memedulikannya, kemudian berjalan ke tempat duduk di pojok belakang.

***

Bel berbunyi dan guru yang mengajar berjalan masuk. Namun, di belakang guru itu terdapat seorang siswi yang terlihat sangat cantik dan menarik. Semua mata tertuju padanya.

"Baiklah anak-anak saat ini kita telah kedatangan murid baru. Dia adalah murid berprestasi di sekolahnya dulu, makanya dia bisa masuk ke kelas ini. Kalau begitu silakan perkenalkan dirimu," kata Ibu guru sambil menatap wajah murid baru itu.

Kemudian murid baru itu mengangguk, lalu sebuah suara yang sangat indah bergema di seluruh ruangan itu. Suara yang menyejukkan hati bagi siapa saja yang mendengarnya.

"Perkenalkan, nama saya adalah Lusiana Amelia. Biasa dipanggil Amel atau Amelia. Saya pindahan dari sekolah Taruna Bangsa, terima kasih," tutur Amelia memperkenalkan dirinya.

Mendengar itu, siswa-siswi yang hadir langsung menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Baiklah Amel, silakan duduk di sana," tunjuk Ibu guru pada sebuah kursi kosong di pojok belakang.

Melihat itu, Amelia berjalan ke tempat duduknya. Tempat duduk di pojok belakang di samping seorang lelaki manis yang tengah menatapnya.

"Baiklah kita mulai pelajaran kita hari ini. Anak-anak buka buku kalian halaman 56, kerjakan dan jika sudah selesai. Kumpulkan bersama dengan tugas rumah kalian," kata Ibu guru seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

***

Di pojok belakang, Agha yang asik mengerjakan tugas tidak memperhatikan sekitarnya. Karna memang tidak akan ada yang pernah mengajaknya berbicara. Namun sebuah tangan terulur dari samping kanannya. Ketika dia menoleh, dia terkejut. Ternyata anak baru tadilah yang mengulurkan tangannya.

"Perkenalkan, aku Amel. Nama kamu siapa?" tanya Amel dengan senyuman di wajahnya.

Agha yang melihat itu hanya bisa diam. Pasalnya dia masih terkejut karna ada seseorang yang mengajaknya berbicara tanpa tatapan merendahkan. Segera mengatasi keterkejutannya, Agha mengulurkan tangan namun tidak ada suara yang keluar dari dirinya. Melepaskan tangan dan membuka halaman terakhir di buku tulisnya.

Halo, aku Agha. Sebuah tulisan terlihat jelas di halaman itu kemudian memperlihatkannya ke wajah bingung Amelia.

'oh namanya, Agha, tapi kenapa harus ditulis seperti itu?' tanya Amelia dalam hati.

"Salam kenal ya, Agha," kata Amelia dengan senyuman di wajahnya tanpa menghiraukan isi pikirannya.

Melihat itu, Agha mengangguk sedikit tersenyum dan lanjut mengerjakan tugasnya.

***

Bel istirahat berbunyi, semua murid mengumpulkan tugas dan pr mereka. Kemudian di meja Amelia, telah banyak siswa-siswi berkumpul untuk berkenalan dengannya.

"Perkenalkan gue Tyo Michael. Panggil saja Tyo. Gue anak paskib, tempat duduk gue itu di ujung depan sana," kata siswa yang bernama Tyo itu sambil menunjuk tempat duduknya. Senyuman tercetak jelas di wajahnya yang tampan.

"Gue, Putri Amanda, panggil saja Putri. Gue duduk di depan meja lo," kata cewek cantik yang duduk di depan Amelia.

Kemudian berlanjut ke beberapa siswa-siswi yang ingin berkenalan. Melihat itu, Amelia mengangguk dan tersenyum lalu berkata "Iya salam kenal semuanya."

"Mel lo kan belum tahu sekolah ini, bagaimana kalau gue sama Tyo ajak lo keliling sekolah, terus kita makan di kantin. Ya gak Yo. Lu maukan Mel?" kata Putri sambil menarik baju Tyo. Tyo yang bajunya ditarik hanya bisa tersenyum menanggapinya.

"Ehm, boleh-boleh. Maaf ya uda merepotkan kalian. Bagaimana kalau kita ajak Agha juga?" kata Amelia sambil melihat keberadaan Agha di tempat duduknya. Orang yang mau dia ajak sudah tidak ada di sana. "Ya si Agha uda pergi aja," lanjutnya lagi.

Mendengar itu wajah Putri dan Tyo sedikit berubah. Namun mereka segera mengatur perubahan itu. Sehingga Amelia tidak melihat perubahan raut wajah mereka.

"Uda, ayo. Nanti keburu masuk loh," ajak Putri sambil menarik tangan Amelia.

Kemudian mereka bertiga berjalan keluar kelas dan mulai memperkenalkan sekolah mereka kepada Amelia. Layaknya Tour Guide, Putri dan Tyo dengan baik mengenalkan sekolah mereka. SMA ANDALAN BANGSA itulah namanya. Sekolah mereka adalah sekolah elite dan berprestasi dengan peringkat pertama di Indonesia. Jadi tidak heran banyak siswa dan siswi berprestasinya. Fasilitas super lengkap dan yang pasti masih terawat sangat baik.

Dari penjelasan Putri dan Tyo, sekolah itu memiliki keistimewaan untuk siswa yang paling berprestasi. Terdapat 3 tingkatan yang memiliki kelas U atau kelas Unggulan. Tingkatan itu adalah kelas 10, 11, dan 12. Jadi masing-masing kelas, akan ada 1 kelas khusus untuk siswa dan siswi yang paling berprestasi dengan peringkat 1 sampai 15.

Siswa-siswi yang masuk Kelas U akan mendapat hak istimewa di sekolah itu. Seperti ruang komputer khusus Kelas U dengan kecepatan data yang sangat tinggi, kantin khusus yang menyediakan makanan-makanan lezat, ruang olahraga khusus, lab-lab khusus, dan masih banyak lagi. Namun, untuk Kelas U 10, mereka masih tidak dapat mengakses seluruh ruangan khusus itu. Karena peringkat murid U 10 masih di ambil dari rata-rata nilai UN SMP mereka. Jadi tidak ada jaminan apakah mereka pantas mendapat fasilitas-fasilitas khusus itu atau tidak. Fasilitas khusus yang dapat mereka pakai hanyalah Perpustakaan U saja.

Setiap setengah tahun sekolah akan mengadakan Ujian Penempatan. Ujian inilah yang akan menjadi penentu, apakah seseorang dapat mempertahankan peringkat mereka dan bertahan di kelas U atau tidak. Ujian Penempatan ini akan diadakan untuk seluruh murid, jadi para murid akan berlomba-lomba untuk belajar. Untuk Ujian Penempatan Kelas 10, akan menjadi ujian yang sangat sengit. Pasalnya, di semester pertama ini, kelas U 10 hanya memiliki akses Perpustakaan Khusus saja. Namun Ujian Penempatan ini akan membuka seluruh akses khusus bagi yang berhasil mendapat peringkat 1 sampai 15.

Gedung kelas U juga berbeda dengan gedung kelas biasa lainnya. Gedung kelas biasa berada di sebelah kiri, sedangkan gedung kelas U berada di sebelah kanan. Alasannya adalah agar siswa-siswi kelas U dapat belajar dengan nyaman tanpa terganggu oleh suara berisik kelas lain. Namun sayang, kelas U 10 semester 1 masih terletak di gedung kelas biasa. Alasannya satu, mereka masih belum ikut Ujian Penempatan.

Karena sibuk menjelaskan, mereka akhirnya sampai di kantin. Menyapu pandangannya ke seluruh kantin, Amelia masih tidak menemukan sosok Agha. Entah kenapa dia memikirkan lelaki itu. Kesan pertama yang Amelia dapat tentang Agha adalah bahwa Agha adalah sosok yang misterius. 

"Ayo kita duduk di sana," ajak Putri sambil menunjuk tempat kosong di pojok kantin. Mendengar itu dua yang lain mengangguk setuju. 

Kantin yang mereka datangi adalah  kantin untuk umum bukan kantin khusus U. Karena kantin khusus U berada jauh di gedung sebelah kanan, bukan di gedung ini. Kantin umum masih harus membeli makanan dengan uang. Namun kantin khusus U, makanan yang mereka makan adalah gratis. Alasannya masih tetap sama, karena mereka masih semester pertama dan belum mengikuti Ujian Penempatan. Sedangkan Ujian Penempatan akan diadakan 3 bulan lagi.

Memesan makanan lalu membayarnya, mereka terus mengobrol tentang semua hal. Setelah itu bel pun berbunyi, mereka langsung bergegas untuk masuk ke kelas mereka.

***

Agha yang sudah masuk kelas dari tadi sedang mendengarkan musik menggunakan headphone sambil memejamkan matanya. Karena sibuk mendengarkan musik, Agha tidak sadar bahwa di sampingnya terdapat Amelia yang sedang memperhatikannya. 

"Agha tadi ke mana sih, langsung ngilang aja," pikirnya dalam hati.

Amelia kemudian menyenggol bahu Agha. Orang yang disenggol sedikit terkejut, membuka mata dan menoleh ke samping. Di sampingnya terdapat wajah cantik Amelia yang tersenyum kepadanya. Melihat itu seketika dia membeku dan gugup, perlahan wajah yang putih itu berubah menjadi sedikit memerah. Mengembalikan kesadarannya, Agha melepas headphone dan memalingkan muka.

"Agha tadi kamu ke mana sih? Langsung ngilang aja. Kamu lagi dengar apa?" tanya Amelia sambil mengambil salah satu headphone dan memasangnya ditelinganya. 

Lantunan lagu kemudian mulai bermain ditelinganya. Itu adalah lagu dengan bahasa korea, lalu yang sangat mellow dan enak didengar. Kemudian dia bertanya lagi "Apa judul lagu ini Gha?"

Karena tindakan yang dilakukan Amelia, Agha terkejut lagi. Mengembalikan kesadaran, lalu mengambal bukunya. 

Judulnya No Problem. Agha menulis di buku itu lalu memperlihatkannya kepada Amelia.

Amelia yang melihat itu juga sedikit heran. "kenapa sih tidak langsung ngomong aja. Pake ditulis-tulis segala," katanya dalam hati.

Ketika Amelia akan berbicara lagi, seseorang masuk ke kelasnya. Itu adalah guru yang akan mengajar.