Matahari terlihat sudah cukup tinggi, itu bahkan terlihat hampir di atas kepala Davine kala itu, sedang Lissa, wanita itu belum juga kunjung pulang.
Untuk mengusir rasa bosan dan sejuta pemikiran yang masih saja terus saja membebaninya. Davine mencoba untuk menghabiskan sedikit waktu untuk sekedar berkeliling dan sedikit menelusuri hutan yang kini menjadi tempatnya tinggal saat itu, karena pada dasarnya tidak banyak yang bisa ia lakukan di sana.
Pepohonan di hutan itu sangat rindang, beberapa bahkan terlihat hampir menyatu dari satu ranting ke ranting lainnya. Udara juga terasa sangat asri di tempat itu, sedang cahaya matahari begitu hangat merasuk dari celah-celah ranting yang saling tumpang tindih di hutan itu.
Davine menarik nafasnya panjang, berusaha menelan semua ketenangan itu di dalam batinnya, tekanan demi tekanan yang selalu menghantui berusaha ia lupakan barang sejenak. Ia hanya lelaki malang dengan sejuta beban yang menggantung di pundaknya.