"Sial!" Shaka menendang pintu utama
bangunan tersebut dengan kesal, seusai
mereka turun dari lantai dua. "Pintunya
dikunci dari luar." Ia memberitahu.
"Mundur. Biar gue dobrak pintunya."
Laki-laki itu mengambil beberapa
langkah, berniat mendobrak pintu
tersebut.
Ann mengangguk sekali. "Hati-hati--"
Perkataannya terhenti. Kini, gadis itu
mulai terbatuk karena ada asap tebal yang
serta merta menguat dari bawah pintu
dan membanjiri ruangan.
Shaka, pikir gadis itu. Bahaya! Asap
setebal ini pasti akan membuat penyakit
asthma akut laki-laki itu kambuh. Ia
dengan cepat berderap menghampiri-
sambil terus menutup hidng dan mulut
dengan dengan lipatan siku. Ia sedikit
kesulitan mencapai Shaka karena asap
tebal membuat matanya pedih.
Samar, Ann melihat laki-laki itu terbatuk
beberapa kali. Batuk yang parah, hingga
membuat bahunya bergetar. Shaka juga
mulai kesulitan bernapas. Namun meski
begitu, Shaka tetap berusaha keras
mendobrak pintu.